Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Perang Jagaraga Di Bali

Perang jagaraga merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia.

Pada sekitar kala 18, para penguasa Bali menerapkan hak tawan karang, yaitu hak yang menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan Bali berhak merampas dan menyita barangbarang dan kapal-kapal yang terdampar dan kandas di wilayah perairan Pulau Bali.

Perang Bali (1844)

Pada tahun 1844, sebuah kapal dagang Belanda kandas di kawasan Prancak (daerah Jembara), yang dikala itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Buleleng.

Kerajaan-kerajaan di Bali termasuk Buleleng pada dikala itu memberlakukan hak tawan karang. Dengan demikian, kapal dagang Belanda tersebut menjadi hak Kerajaan Buleleng.

Pemerintah kolonial Belanda memprotes Raja Buleleng yang dianggap merampas kapal Belanda, namun tidak dihiraukan. Insiden inilah yang memicu pecahnya Perang Bali, atau dikenal juga dengan nama Perang Jagaraga.

Perang jagaraga merupakan salah satu bentuk  Sejarah Perang Jagaraga di Bali
Gambar: Perang Bali

Belanda melaksanakan penyerangan terhadap Pulau Bali pada tahun 1846. Yang menjadi sasaran pertama dan utama yaitu Kerajaan Buleleng. Patih I Gusti Ktut Jelantik beserta pasukan menghadapi serbuan Belanda dengan gigih.

Pertempuran yang begitu heroik terjadi di Jagaraga yang merupakan salah satu benteng pertahanan Bali. Belanda melaksanakan serangan mendadak terhadap pasukan Bali di benteng Jagaraga.

Dalam pertempuran tersebut, pasukan Bali tidak sanggup menghalau pasukan musuh. Akhirnya pasukan I Gusti Ktut Jelantik terdesak dan mengundurkan diri ke kawasan luar benteng Jagaraga.

Waktu benteng Jagaraga jatuh ke pihak Belanda, pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Mayor A.V. Michiels dan sebagai wakilnya yaitu van Swieten. Raja Buleleng dan patih sanggup meloloskan diri dari kepungan pasukan Belanda menuju Karangasem.

Setelah Buleleng secara keseluruhan sanggup dikuasai, Belanda lalu berusaha menaklukkan kerajaan-kerajaan lainnya di Pulau Bali. Ternyata perlawanan sengit dari rakyat setempat menciptakan pihak Belanda cukup kewalahan.

Perang puputan pecah di mana-mana, menyerupai Perang Puputan Kusamba (1849), Perang Puputan Badung (1906), dan Perang Puputan Klungkung (1908).


Sumber https://www.berpendidikan.com

Post a Comment for "Sejarah Perang Jagaraga Di Bali"