Usaha-Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Pembahasan kali ini ialah perihal tugas kita dalam membantu penyelesaian konflik indonesia-belanda dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sehabis lepas dari jajahan Jepang.
Dinamika politik yang terjadi pada awal kemerdekaan sungguh menyisakan banyak pelajaran bagi kita. Beberapa ketika sehabis kemerdekaan kita raih, ujian tiba bertubi-tubi dari luar maupun dalam negeri.
Belanda dengan NICA-nya masih mau menjajah kembali Indonesia. Apalagi Van Mook tiba dengan membawa sistem federalisme yang sempat merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang hendak didirikan.
Persatuan bangsa nyaris terkoyak oleh ulah Van Mook. Selanjutnya, harapan kita supaya Belanda mau mengakui kedaulatan kita merupakan usaha panjang tersendiri yang sangat menyita waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda, bahkan nyawa kita.
Untung, para pemimpin kita bisa secara cerdas dan lihai menghadapi ulah mereka. Perang dan diplomasi akibatnya menjadi pilihan usaha kita.
Apalagi rakyat bangun sebagai pagar betis bagi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Sayangnya, ketika energi kita terkuras untuk menghalau kaum imperialis dari bumi pertiwi, PKI menusuk kita dari belakang.
Mereka memberontak pada tahun 1948 dan hendak mendirikan negara komunis dengan kiblat Uni Soviet. Belum lagi beberapa tempat menuntut supaya lebih diperhatikan oleh pemerintah pusat.
Keterbatasan kemampuan pemerintah dan ketidaksabaran tempat dalam mengikuti perubahan menjadikan lahirnya bermacam-macam pergolakan di daerah.
Oleh alasannya ialah itu, konflik ideologis, politik, dan perbedaan kepentingan pun harus pula dihadapi oleh pemerintah pusat. Namun, pada ketika konflik tiba secara bertubi-tubi itu, kita justru bisa menawarkan cara hidup secara demokratis.
Pemilihan umum tahun 1955 terang merupakan bukti betapa tinggi kedewasaan rakyat dalam berdemokrasi. Itulah rangkaian dongeng sejarah yang layak untuk direnungkan.
Betapa menderita dan sulitnya kehidupan kita waktu itu, semua pada akibatnya setuju bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah harga mati bagi kita.
Kini, nilai-nilai kebersamaan antara pemerintah dan rakyat itu serasa penting untuk diwujudkan kembali ketika tuntutan otonomi tempat menguat yang dibarengi dengan derasnya arus globalisasi.
Setelah Perang Asia Pasifik berakhir, Sekutu membagi wilayah Asia menjadi beberapa tempat kekuasaan. Filipina kembali menjadi milik Amerika, Inggris menguasai Birma dan Asia Tenggara termasuk Indonesia, serta Cina menguasai Taiwan dan Vietnam Utara.
Wilayah Indonesia diserahkan oleh Jenderal Terauchi kepada Admiral Lord Louis Mountbatten pada tanggal 12 September 1945 di Singapura.
Tugas AFNEI di Indonesia adalah mendapatkan penyerahan dari tangan Jepang, membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu, melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk lalu dipulangkan, menegakkan dan mempertahankan keadaan hening untuk lalu diserahkan kepada pemerintah sipil, serta menghimpun keterangan perihal penjahat perang dan menuntut mereka di depan pengadilan Sekutu. Sumber https://www.berpendidikan.com
Dinamika politik yang terjadi pada awal kemerdekaan sungguh menyisakan banyak pelajaran bagi kita. Beberapa ketika sehabis kemerdekaan kita raih, ujian tiba bertubi-tubi dari luar maupun dalam negeri.
Belanda dengan NICA-nya masih mau menjajah kembali Indonesia. Apalagi Van Mook tiba dengan membawa sistem federalisme yang sempat merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang hendak didirikan.
Persatuan bangsa nyaris terkoyak oleh ulah Van Mook. Selanjutnya, harapan kita supaya Belanda mau mengakui kedaulatan kita merupakan usaha panjang tersendiri yang sangat menyita waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda, bahkan nyawa kita.
Untung, para pemimpin kita bisa secara cerdas dan lihai menghadapi ulah mereka. Perang dan diplomasi akibatnya menjadi pilihan usaha kita.
Gambar: Usaha mempertahankan kemerdekaan |
Apalagi rakyat bangun sebagai pagar betis bagi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Sayangnya, ketika energi kita terkuras untuk menghalau kaum imperialis dari bumi pertiwi, PKI menusuk kita dari belakang.
Mereka memberontak pada tahun 1948 dan hendak mendirikan negara komunis dengan kiblat Uni Soviet. Belum lagi beberapa tempat menuntut supaya lebih diperhatikan oleh pemerintah pusat.
Keterbatasan kemampuan pemerintah dan ketidaksabaran tempat dalam mengikuti perubahan menjadikan lahirnya bermacam-macam pergolakan di daerah.
Oleh alasannya ialah itu, konflik ideologis, politik, dan perbedaan kepentingan pun harus pula dihadapi oleh pemerintah pusat. Namun, pada ketika konflik tiba secara bertubi-tubi itu, kita justru bisa menawarkan cara hidup secara demokratis.
Pemilihan umum tahun 1955 terang merupakan bukti betapa tinggi kedewasaan rakyat dalam berdemokrasi. Itulah rangkaian dongeng sejarah yang layak untuk direnungkan.
Betapa menderita dan sulitnya kehidupan kita waktu itu, semua pada akibatnya setuju bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah harga mati bagi kita.
Kini, nilai-nilai kebersamaan antara pemerintah dan rakyat itu serasa penting untuk diwujudkan kembali ketika tuntutan otonomi tempat menguat yang dibarengi dengan derasnya arus globalisasi.
Setelah Perang Asia Pasifik berakhir, Sekutu membagi wilayah Asia menjadi beberapa tempat kekuasaan. Filipina kembali menjadi milik Amerika, Inggris menguasai Birma dan Asia Tenggara termasuk Indonesia, serta Cina menguasai Taiwan dan Vietnam Utara.
Wilayah Indonesia diserahkan oleh Jenderal Terauchi kepada Admiral Lord Louis Mountbatten pada tanggal 12 September 1945 di Singapura.
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Secara umum pasukan Sekutu yang ada di Indonesia berada di bawah payung Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), dengan komandan Letnan Jenderal Sir Philip Christison.Tugas AFNEI di Indonesia adalah mendapatkan penyerahan dari tangan Jepang, membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu, melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk lalu dipulangkan, menegakkan dan mempertahankan keadaan hening untuk lalu diserahkan kepada pemerintah sipil, serta menghimpun keterangan perihal penjahat perang dan menuntut mereka di depan pengadilan Sekutu. Sumber https://www.berpendidikan.com
Post a Comment for "Usaha-Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia"