Sejarah Perkembangan Penggunaan Istilah Indonesia
Salah satu faktor intern timbulnya organisasi pergerakan nasional Indonesia ialah dengan istilah Indonesia sebagai identitas nasional.
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia.
Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya sesudah banyak digunakan oleh kalangan ilmuwan menyerupai G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
Kata Indonesia digunakan untuk menyebut pulau-pulau atau Kepulauan Hindia dan penduduknya ialah bangsa Indonesia.
Kata Indonesia dalam arti etnologi mulai digunakan pada tahun 1884 oleh Bastian, dalam karangannya yang berjudul Indonesia Order die Inseln des Malagischen Archipels.
Kata Indonesia tidak lain ialah Kepulauan Melayu (Hindia). Sejak itu, istilah Indonesia digunakan dalam ilmu etnologi, aturan adat, dan ilmu bahasa.
Dalam hal ini guru-guru besar Universitas Leiden menyerupai R.A. Kern, Snouck Hurgronje, van Vollen Hoven, dan lain-lain berjasa sangat besar dalam mengembangkan kata Indonesie, Indonesier, dan Indonesisch.
Pemakaian istilah Indonesia dalam pergerakan nasional dimulai dari para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda. Pada tahun 1908 para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda mendirikan organisasi yang berjulukan Indische Vereeniging.
Seiring dengan penggunaan istilah Indonesia, maka pada tahun 1922 berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging, dan pada tahun 1924 berganti menjadi Perhimpunan Indonesia.
Majalahnya yang semula berjulukan Hindia Poetra juga berkembang menjadi Indonesia Merdeka. Sejak ketika itu kata Indonesia banyak digunakan oleh organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia.
Sebagai istilah pengetahuan, nama Indonesia makin terkenal digunakan di samping istilah Nusantara, yaitu ketika Suwardi Suryaningrat mendirikan Biro Pers di Belanda yang diberi nama Indonesisch Persbureau (tahun 1931).
Penggunaan istilah Indonesia sebagai identitas nasional mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang mencetuskan kebulatan tekad dalam Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda berisi tiga hal pokok yaitu bertanah air, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
Usaha pemakaian kata Indonesia dalam arti politik ketatanegaraan dimulai pada tahun 1930. Ketika itu, Moh. Husni Thamrin mengajukan mosi yang berisi semoga kata-kata Nederlandsch - Indie dan Inlander dihapuskan dari undang-undang dan diganti dengan Indonesie, Indonesier, dan Indonesisch. Namun ditolak oleh pemerintah Belanda.
Istilah Indonesia sebagai arti politik ketatanegaraan secara resmi digunakan pada masa Revolusi Agustus 1945. Dan puncaknya ketika dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia V, 1993 Sumber https://www.berpendidikan.com
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia.
Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya sesudah banyak digunakan oleh kalangan ilmuwan menyerupai G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
Sejarah Perkembangan Penggunaan Istilah Indonesia
J.R. Logan (1850) menggunakan nama Indonesia dalam arti geografi. Hal ini terlihat dari karangannya yang berjudul “The ethnology of the Indian Achipelago”.Kata Indonesia digunakan untuk menyebut pulau-pulau atau Kepulauan Hindia dan penduduknya ialah bangsa Indonesia.
Kata Indonesia dalam arti etnologi mulai digunakan pada tahun 1884 oleh Bastian, dalam karangannya yang berjudul Indonesia Order die Inseln des Malagischen Archipels.
Kata Indonesia tidak lain ialah Kepulauan Melayu (Hindia). Sejak itu, istilah Indonesia digunakan dalam ilmu etnologi, aturan adat, dan ilmu bahasa.
Dalam hal ini guru-guru besar Universitas Leiden menyerupai R.A. Kern, Snouck Hurgronje, van Vollen Hoven, dan lain-lain berjasa sangat besar dalam mengembangkan kata Indonesie, Indonesier, dan Indonesisch.
Pemakaian istilah Indonesia dalam pergerakan nasional dimulai dari para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda. Pada tahun 1908 para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda mendirikan organisasi yang berjulukan Indische Vereeniging.
Seiring dengan penggunaan istilah Indonesia, maka pada tahun 1922 berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging, dan pada tahun 1924 berganti menjadi Perhimpunan Indonesia.
Majalahnya yang semula berjulukan Hindia Poetra juga berkembang menjadi Indonesia Merdeka. Sejak ketika itu kata Indonesia banyak digunakan oleh organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia.
Sebagai istilah pengetahuan, nama Indonesia makin terkenal digunakan di samping istilah Nusantara, yaitu ketika Suwardi Suryaningrat mendirikan Biro Pers di Belanda yang diberi nama Indonesisch Persbureau (tahun 1931).
Gambar: Sumpah Pemuda (Puncak Penggunaan Istilah Indonesia) |
Penggunaan istilah Indonesia sebagai identitas nasional mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang mencetuskan kebulatan tekad dalam Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda berisi tiga hal pokok yaitu bertanah air, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
Usaha pemakaian kata Indonesia dalam arti politik ketatanegaraan dimulai pada tahun 1930. Ketika itu, Moh. Husni Thamrin mengajukan mosi yang berisi semoga kata-kata Nederlandsch - Indie dan Inlander dihapuskan dari undang-undang dan diganti dengan Indonesie, Indonesier, dan Indonesisch. Namun ditolak oleh pemerintah Belanda.
Istilah Indonesia sebagai arti politik ketatanegaraan secara resmi digunakan pada masa Revolusi Agustus 1945. Dan puncaknya ketika dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia V, 1993 Sumber https://www.berpendidikan.com
Post a Comment for "Sejarah Perkembangan Penggunaan Istilah Indonesia"