Faktor-Faktor Penghamabat Perubahan Sosial Dan Contohnya
Selain mempunyai faktor-faktor pendorong, perubahan sosial juga mempunyai faktor-faktor penghambar, pada pembahasan kali ini akan dikupas tuntas perihal faktor-fakor penghambat perubahan sosial sebagai suplemen pembahasan sebelumnya perihal pengertian perubahan sosial budaya dan bentuk-bentuk perubahan sosial dan contohnya.
Hal ini dikarenakan banyaknya kendala dalam proses perubahan. Contohnya suku-suku pedalaman di Papua, masyarakat tradisional di Kepulauan Maluku, dan lain-lain.
Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat masyarakat untuk berkembang? Menurut Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang sanggup menghalangi terjadinya perubahan sosial.
Anggapan inilah yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Keadaan ini akan menjadi lebih jelek apabila golongan konservatif yang berkuasa pada masyarakat yang bersangkutan.
Golongan konservatif akan menolak segala bentuk perubahan dan mempertahankan sesuatu yang ada. Sikap ini tampak pada masyarakat yang kebudayaannya masih berakar kuat.
Mereka terkungkung dengan tradisinya sendiri dan sulit mengalami perubahan. Mereka hanya mengenal tradisi dan kebudayaannya sendiri tanpa mengenal perkembangan kebudayaan masyarakat lain.
Padahal perkembangan kebudayaan lain bisa memperkaya kebudayaan sendiri. Dengan begitu, komunikasi atau kekerabatan antarmasyarakat merupakan kunci terjadinya perubahan sosial budaya.
Dalam hal ini komunikasi atau kekerabatan yaitu proses penyampaian isu perihal gagasan, ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya berupa fisik.
Jadi, terhambatnya komunikasi antarmasyarakat sanggup menghambat terjadinya perubahan sosial budaya pada masyarakat yang bersangkutan.
Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan suatu masyarakat sanggup dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup.
Namun, sanggup pula sebagai akhir dijajah oleh masyarakat lain. Masyarakat yang dijajah biasanya dengan sengaja dibiarkan bodoh oleh masyarakat yang menjajahnya sehingga perkembangan ilmu pengetahuan mereka pun menjadi terlambat.
Maksud kebijakan itu supaya mereka tetap bodoh dan tertinggal. Situasi dan kondisi ini memudahkan penjajah untuk tetap menguasai mereka.
Pihak penjajah khawatir jikalau masyarakat yang dijajah mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi, mereka sangat mungkin melaksanakan perubahan dalam hidupnya dengan cara melaksanakan revolusi atau pemberontakan.
Keadaan inilah yang menciptakan suatu masyarakat khawatir dengan datangnya unsur-unsur dari luar. Hal ini dikarenakan unsur-unsur tersebut bisa menggoyahkan integrasi dan mengakibatkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu di masyarakat.
Jika suatu ketika timbul krisis ketika tabiat dan kebiasaan sudah tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya, tabiat dan kebiasaan tersebut tidak akan mengalami perubahan.
Hal ini dikarenakan tabiat dan kebiasaan sudah terbiasa dilakukan atau digunakan sehingga sangat sulit untuk mengubahnya.
Contohnya kebiasaan masyarakat dalam memotong padi dengan pisau yang terbuat dari kayu (ani-ani atau ketam) akan sulit diubah walaupun telah dikenal alat pemotong padi yang lebih efektif.
Perubahan tersebut akan berdampak besar bagi tenaga-tenaga kerja (terutama wanita) yang menimbulkan memotong padi sebagai mata pencaharian tambahan.
Selain itu, tabiat dan kebiasaan yang sukar mengalami perubahan biasanya berupa kepercayaan, sistem mata pencaharian, cara berpakaian tertentu, dan lain-lain.
Sumber https://www.berpendidikan.com
5 Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Tidak selamanya perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat berjalan sukses dan berhasil. Ada sebagian masyarakat yang laju perubahan sosial budayanya sangat lamban.Hal ini dikarenakan banyaknya kendala dalam proses perubahan. Contohnya suku-suku pedalaman di Papua, masyarakat tradisional di Kepulauan Maluku, dan lain-lain.
Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat masyarakat untuk berkembang? Menurut Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang sanggup menghalangi terjadinya perubahan sosial.
a. Sikap Masyarakat Tradisional
Sikap masyarakat tradisional biasanya berupa perilaku yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau. Mereka beranggapan bahwa tradisi tersebut secara mutlak tidak sanggup diubah.Anggapan inilah yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Keadaan ini akan menjadi lebih jelek apabila golongan konservatif yang berkuasa pada masyarakat yang bersangkutan.
Golongan konservatif akan menolak segala bentuk perubahan dan mempertahankan sesuatu yang ada. Sikap ini tampak pada masyarakat yang kebudayaannya masih berakar kuat.
b. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Suatu masyarakat yang hidup secara terasing dan kurang berafiliasi dengan masyarakat lain mengakibatkan masyarakat tersebut mengalami ketertinggalan dalam perubahan sosial budaya.Mereka terkungkung dengan tradisinya sendiri dan sulit mengalami perubahan. Mereka hanya mengenal tradisi dan kebudayaannya sendiri tanpa mengenal perkembangan kebudayaan masyarakat lain.
Padahal perkembangan kebudayaan lain bisa memperkaya kebudayaan sendiri. Dengan begitu, komunikasi atau kekerabatan antarmasyarakat merupakan kunci terjadinya perubahan sosial budaya.
Dalam hal ini komunikasi atau kekerabatan yaitu proses penyampaian isu perihal gagasan, ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya berupa fisik.
Jadi, terhambatnya komunikasi antarmasyarakat sanggup menghambat terjadinya perubahan sosial budaya pada masyarakat yang bersangkutan.
c. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
Kualitas pendidikan rendah |
Namun, sanggup pula sebagai akhir dijajah oleh masyarakat lain. Masyarakat yang dijajah biasanya dengan sengaja dibiarkan bodoh oleh masyarakat yang menjajahnya sehingga perkembangan ilmu pengetahuan mereka pun menjadi terlambat.
Maksud kebijakan itu supaya mereka tetap bodoh dan tertinggal. Situasi dan kondisi ini memudahkan penjajah untuk tetap menguasai mereka.
Pihak penjajah khawatir jikalau masyarakat yang dijajah mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi, mereka sangat mungkin melaksanakan perubahan dalam hidupnya dengan cara melaksanakan revolusi atau pemberontakan.
d. Rasa Takut akan Terjadinya Kegoyahan pada Integrasi Kebudayaan
Semua unsur kebudayaan mustahil berinteraksi dengan sempurna. Namun demikian, terdapat beberapa unsur tertentu mempunyai derajat integrasi yang tinggi.Keadaan inilah yang menciptakan suatu masyarakat khawatir dengan datangnya unsur-unsur dari luar. Hal ini dikarenakan unsur-unsur tersebut bisa menggoyahkan integrasi dan mengakibatkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu di masyarakat.
e. Adat dan Kebiasaan
Setiap masyarakat mempunyai tabiat atau kebiasaan. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perikelakuan bagi anggota-anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.Jika suatu ketika timbul krisis ketika tabiat dan kebiasaan sudah tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya, tabiat dan kebiasaan tersebut tidak akan mengalami perubahan.
Hal ini dikarenakan tabiat dan kebiasaan sudah terbiasa dilakukan atau digunakan sehingga sangat sulit untuk mengubahnya.
Contohnya kebiasaan masyarakat dalam memotong padi dengan pisau yang terbuat dari kayu (ani-ani atau ketam) akan sulit diubah walaupun telah dikenal alat pemotong padi yang lebih efektif.
Perubahan tersebut akan berdampak besar bagi tenaga-tenaga kerja (terutama wanita) yang menimbulkan memotong padi sebagai mata pencaharian tambahan.
Selain itu, tabiat dan kebiasaan yang sukar mengalami perubahan biasanya berupa kepercayaan, sistem mata pencaharian, cara berpakaian tertentu, dan lain-lain.
Post a Comment for "Faktor-Faktor Penghamabat Perubahan Sosial Dan Contohnya"