Macam-Macam Materi Pengawet Masakan Alami Dan Buatan
Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan secara lengkap ihwal materi pengawet makanan, baik materi pengawet alami maupun materi pengawet buatan, materi pengawet masakan alami dan materi pengawet masakan buatan.
a. mencegah pembusukan masakan dengan cara menghentikan dan membunuh acara basil pembusuk berkembang biak dalam makanan;
b. mencegah perubahan kimia pada masakan dengan cara mencegah perubahan warna, bau, dan rasa makanan.
Bakteri pembusuk sanggup beraktivitas membusukkan masakan jikalau lingkungan di sekitarnya cukup air, ada oksigen, dan suhu yang sesuai. Sebaliknya, jikalau lingkungan basil itu kering, suhu cukup tinggi, dan kurang oksigen maka masakan tidak cepat membusuk alasannya basil tidak sanggup bekerja maksimal.
Pengawetan masakan secara kimia dilakukan dengan menambah materi pengawet pada masakan tersebut. tanda masakan yang mengalami pembusukan atau kerusakan sanggup dilihat secara fisik pada masakan tersebut. Misalnya, berbau busuk, berlendir, berubah warna, terjadi penggumpalan (pada susu), berbau tengik, dan terbentuk gas.
Pada masakan dalam kaleng, proses kerusakan masakan di dalamnya sanggup dilihat dari bentuk fisik kalengnya. Jika kaleng terlihat menggelembung berarti terbentuk gas dalam kaleng itu. Hal ini menawarkan bahwa masakan dalam kaleng itu sudah rusak atau busuk.
Mengeringkan makanan berarti mengurangi kadar air dalam masakan itu sehingga masakan menjadi lebih awet. Cara mengeringkan sanggup dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau memakai alat pengering.
Misalnya, pada pembuatan ikan kering tawar dan kerupuk udang yang dikeringkan dengan pertolongan panas matahari, sedangkan pengeringan gabah atau beras dan camilan cantik kering dilakukan dengan memakai alat pengering listrik.
Mengawetkan masakan dengan membubuhi garam biasanya dilanjutkan dengan mengeringkannya. Cara ini berarti menambahkan garam pada masakan itu sehingga sanggup membunuh basil dan jamur serta menyerap air dari dalam masakan tersebut. Air yang diserap garam, lalu dikeringkan oleh sinar matahari. Proses pengawetan masakan dengan cara ini sanggup dilihat pada pembuatan ikan asin.
Mengawetkan dengan cara pengasapan berarti mengalirkan asap kayu bakar atau materi bakar flora lain pada makanan. Asap akan menghalangi proses pembusukan basil bahkan sanggup membunuh bakteri. Misalnya, pembuatan ikan asap dan pengasapan pada jagung untuk disimpan semoga awet.
Mengawetkan dengan membekukan makanan berarti menciptakan suhu masakan menjadi rendah sehingga basil pembusuk tidak sanggup bekerja.
Pembekuan sanggup dilakukan dengan cara
a. memasukkan masakan (mentah atau matang) ke dalam lemari pendingin (kulkas);
b. merendam masakan dalam es, ibarat yang sering dilakukan para nelayan dengan cara merendam ikan dalam es semoga tetap segar.
Proses mengawetkan masakan dengan cara menciptakan manisan sebenarnya sama ibarat mengasinkan, tetapi garam diganti gula. Kemudian, dikeringkan dengan menjemur atau dengan alat listrik.
Gula yang dipakai sanggup berupa gula pasir atau gula merah (kelapa atau aren). Sifat gula sama ibarat garam, yaitu mengikat air dalam masakan sehingga basil tidak sanggup bekerja dengan baik. Contohnya, manisan buah, seperti, mangga, pala, dan anggur.
Mengawetkan sanggup juga memakai larutan cuka 25%. Pengawetan dengan cara ini sering disebut asinan. Contohnya, asinan tahu, sayur-mayur, buah, dan acar wortel atau ketimun.
Pengawetan secara fisik sanggup dilakukan dengan pendinginan (memasukkan masakan ke dalam alat pendingin), dikemas dalam kemasan hampa udara, disterilkan, lalu dikalengkan dengan metode teknologi tekanan tinggi.
Teknologi pengawetan yang sedang dikembangkan dikala ini yaitu teknologi UHP (Ultra High Pressure = tekanan ultra tinggi), yaitu memberi tekanan hingga 600 MPa (Mega Pascal) pada masakan sehingga volumenya berkurang menjadi 85% selama kira-kira 20 menit. Kemudian, masakan dikemas dalam kaleng yang tahan tekanan tinggi.
Asam benzoat merupakan teladan materi pengawet yang banyak dipakai pada makanan. Misalnya, pada kecap, margarin, dan saus tomat. Ambang batas pemakaian asam benzoat untuk kecap, yaitu 600 mg/kg, sedangkan untuk saus tomat, margarin, dan biskuit ambang batasnya yaitu 1 g/kg.
Secara alami, asam benzoat dikandung dalam cengkeh dan kayu manis. Bahan pengawet lainnya yaitu asam cuka, ester metil, propil paraben, garam nitrat dan nitrit (sendawa chili), asam askorbat, butil hidroksianisol, butil hidroksitoluena, propilgalat, dan tokoferol.
Asam cuka 4% dipakai untuk mencegah pembusukan oleh jamur ibarat yang dipakai pada roti. Asam sorbat yaitu materi pengawet untuk keju dan sari buah yang sangat berpengaruh untuk mencegah pertumbuhan jamur. Ester metil dan propil paraben merupakan materi pengawet yang lebih berpengaruh dari asam benzoat.
Sendawa chili (garam nitrat atau nitrit) dipakai sebagai materi pengawet kornet dan daging asap. Di samping sebagai materi pengawet, zat ini menghasilkan anyir dan warna yang menarik.
Meskipun demikian, penggunaan senyawa nitrat dan nitrit ini perlu hati-hati alasannya sanggup membentuk senyawa karsinogen nitroamina yang sanggup memicu timbulnya kanker jikalau bereaksi dengan asam amino.
Asam askorbat (vitamin C), BHA (butil hidroksianisol), BHT (butil hidroksitoluen), PG (propilgalat), dan tokoferol (vitamin E) yaitu zat antioksidan yang sanggup mencegah oksidasi materi masakan baik oleh basil maupun udara.
a. formalin untuk mengawetkan tahu dan mi basah;
b. boraks untuk mengawetkan tahu dan buah-buahan.
Formalin dihentikan sebagai zat pengawet masakan alasannya sanggup menjadikan penyakit kanker paru-paru, gangguan fungsi jantung, gagal ginjal, dan gangguan alat pencernaan. Boraks sanggup menjadikan gangguan pada kulit, otak, dan hati.
Formalin berfungsi sebagai pembunuh kuman, pembasmi serangga, materi peledak, pembuat sutra buatan, pembuat pupuk urea, pembuat produk parfum, pengawet produk kosmetik, pengeras kuku, dan pengawet mayat.
Penggunaan formalin yang salah sering dilakukan oleh produsen pangan untuk pengawetan tahu, mi basah, ikan segar, dan ayam potong.
Pengawet yang diijinkan sebagai materi tambahan pada masakan disajikan pada Tabel di atas ini.
Baca juga: Bahan Kimia dalam Kehidupan Sumber https://www.berpendidikan.com
Bahan Pengawet dalam Makanan
Mengapa masakan perlu diawetkan? Salah satu tujuannya untuk mencegah pembusukan atau terjadinya perubahan kimia pada masakan itu sehingga masih sanggup dikonsumsi sehabis jangka waktu yang lebih lama.Fungsi Pengawet Makan
Jadi, fungsi materi pengawet dalam masakan adalaha. mencegah pembusukan masakan dengan cara menghentikan dan membunuh acara basil pembusuk berkembang biak dalam makanan;
b. mencegah perubahan kimia pada masakan dengan cara mencegah perubahan warna, bau, dan rasa makanan.
Bakteri pembusuk sanggup beraktivitas membusukkan masakan jikalau lingkungan di sekitarnya cukup air, ada oksigen, dan suhu yang sesuai. Sebaliknya, jikalau lingkungan basil itu kering, suhu cukup tinggi, dan kurang oksigen maka masakan tidak cepat membusuk alasannya basil tidak sanggup bekerja maksimal.
Pengawetan Makanan secara Fisika dan Kimia
Proses pengawetan sanggup dilakukan secara fisik dan kimia. Pengawetan masakan secara fisik sanggup dilakukan dengan cara pengeringan, pengasinan, pengasapan, pemanisan, dan pembekuan makanan.Pengawetan masakan secara kimia dilakukan dengan menambah materi pengawet pada masakan tersebut. tanda masakan yang mengalami pembusukan atau kerusakan sanggup dilihat secara fisik pada masakan tersebut. Misalnya, berbau busuk, berlendir, berubah warna, terjadi penggumpalan (pada susu), berbau tengik, dan terbentuk gas.
Pada masakan dalam kaleng, proses kerusakan masakan di dalamnya sanggup dilihat dari bentuk fisik kalengnya. Jika kaleng terlihat menggelembung berarti terbentuk gas dalam kaleng itu. Hal ini menawarkan bahwa masakan dalam kaleng itu sudah rusak atau busuk.
Mengeringkan makanan berarti mengurangi kadar air dalam masakan itu sehingga masakan menjadi lebih awet. Cara mengeringkan sanggup dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau memakai alat pengering.
Misalnya, pada pembuatan ikan kering tawar dan kerupuk udang yang dikeringkan dengan pertolongan panas matahari, sedangkan pengeringan gabah atau beras dan camilan cantik kering dilakukan dengan memakai alat pengering listrik.
Mengawetkan masakan dengan membubuhi garam biasanya dilanjutkan dengan mengeringkannya. Cara ini berarti menambahkan garam pada masakan itu sehingga sanggup membunuh basil dan jamur serta menyerap air dari dalam masakan tersebut. Air yang diserap garam, lalu dikeringkan oleh sinar matahari. Proses pengawetan masakan dengan cara ini sanggup dilihat pada pembuatan ikan asin.
Mengawetkan dengan cara pengasapan berarti mengalirkan asap kayu bakar atau materi bakar flora lain pada makanan. Asap akan menghalangi proses pembusukan basil bahkan sanggup membunuh bakteri. Misalnya, pembuatan ikan asap dan pengasapan pada jagung untuk disimpan semoga awet.
Mengawetkan dengan membekukan makanan berarti menciptakan suhu masakan menjadi rendah sehingga basil pembusuk tidak sanggup bekerja.
Pembekuan sanggup dilakukan dengan cara
a. memasukkan masakan (mentah atau matang) ke dalam lemari pendingin (kulkas);
b. merendam masakan dalam es, ibarat yang sering dilakukan para nelayan dengan cara merendam ikan dalam es semoga tetap segar.
Proses mengawetkan masakan dengan cara menciptakan manisan sebenarnya sama ibarat mengasinkan, tetapi garam diganti gula. Kemudian, dikeringkan dengan menjemur atau dengan alat listrik.
Gula yang dipakai sanggup berupa gula pasir atau gula merah (kelapa atau aren). Sifat gula sama ibarat garam, yaitu mengikat air dalam masakan sehingga basil tidak sanggup bekerja dengan baik. Contohnya, manisan buah, seperti, mangga, pala, dan anggur.
Mengawetkan sanggup juga memakai larutan cuka 25%. Pengawetan dengan cara ini sering disebut asinan. Contohnya, asinan tahu, sayur-mayur, buah, dan acar wortel atau ketimun.
Pengawetan secara fisik sanggup dilakukan dengan pendinginan (memasukkan masakan ke dalam alat pendingin), dikemas dalam kemasan hampa udara, disterilkan, lalu dikalengkan dengan metode teknologi tekanan tinggi.
Teknologi pengawetan yang sedang dikembangkan dikala ini yaitu teknologi UHP (Ultra High Pressure = tekanan ultra tinggi), yaitu memberi tekanan hingga 600 MPa (Mega Pascal) pada masakan sehingga volumenya berkurang menjadi 85% selama kira-kira 20 menit. Kemudian, masakan dikemas dalam kaleng yang tahan tekanan tinggi.
Asam benzoat merupakan teladan materi pengawet yang banyak dipakai pada makanan. Misalnya, pada kecap, margarin, dan saus tomat. Ambang batas pemakaian asam benzoat untuk kecap, yaitu 600 mg/kg, sedangkan untuk saus tomat, margarin, dan biskuit ambang batasnya yaitu 1 g/kg.
Secara alami, asam benzoat dikandung dalam cengkeh dan kayu manis. Bahan pengawet lainnya yaitu asam cuka, ester metil, propil paraben, garam nitrat dan nitrit (sendawa chili), asam askorbat, butil hidroksianisol, butil hidroksitoluena, propilgalat, dan tokoferol.
Asam cuka 4% dipakai untuk mencegah pembusukan oleh jamur ibarat yang dipakai pada roti. Asam sorbat yaitu materi pengawet untuk keju dan sari buah yang sangat berpengaruh untuk mencegah pertumbuhan jamur. Ester metil dan propil paraben merupakan materi pengawet yang lebih berpengaruh dari asam benzoat.
Sendawa chili (garam nitrat atau nitrit) dipakai sebagai materi pengawet kornet dan daging asap. Di samping sebagai materi pengawet, zat ini menghasilkan anyir dan warna yang menarik.
Meskipun demikian, penggunaan senyawa nitrat dan nitrit ini perlu hati-hati alasannya sanggup membentuk senyawa karsinogen nitroamina yang sanggup memicu timbulnya kanker jikalau bereaksi dengan asam amino.
Asam askorbat (vitamin C), BHA (butil hidroksianisol), BHT (butil hidroksitoluen), PG (propilgalat), dan tokoferol (vitamin E) yaitu zat antioksidan yang sanggup mencegah oksidasi materi masakan baik oleh basil maupun udara.
Bahan Pengawet masakan yang Dilarang
Bahan pengawet yang dihentikan untuk masakan sering dipakai di masyarakat. Misalnya,a. formalin untuk mengawetkan tahu dan mi basah;
b. boraks untuk mengawetkan tahu dan buah-buahan.
Formalin dihentikan sebagai zat pengawet masakan alasannya sanggup menjadikan penyakit kanker paru-paru, gangguan fungsi jantung, gagal ginjal, dan gangguan alat pencernaan. Boraks sanggup menjadikan gangguan pada kulit, otak, dan hati.
Mengapa Formalin harus diwaspadai?
Formalin merupakan materi beracun dan berbahaya bagi kesehatan. Jika menguap di udara, formalin berupa gas yang tidak berwarna dengan anyir tajam yang menyesakkan sehingga merangsang fungsi hidung, tenggorokan, dan mata.Formalin berfungsi sebagai pembunuh kuman, pembasmi serangga, materi peledak, pembuat sutra buatan, pembuat pupuk urea, pembuat produk parfum, pengawet produk kosmetik, pengeras kuku, dan pengawet mayat.
Penggunaan formalin yang salah sering dilakukan oleh produsen pangan untuk pengawetan tahu, mi basah, ikan segar, dan ayam potong.
Bahan Pengawet masakan yang diijinkan
Tabel: Bahan Pengawet Makanan yang diijinkan |
Pengawet yang diijinkan sebagai materi tambahan pada masakan disajikan pada Tabel di atas ini.
Baca juga: Bahan Kimia dalam Kehidupan Sumber https://www.berpendidikan.com
Post a Comment for "Macam-Macam Materi Pengawet Masakan Alami Dan Buatan"