Frekuensi Mendengar Insan Dan Batas Telinga Manusia
Pembahasan kali ini ialah wacana ambang batas pendengaran manusia, frekuensi mendengan manusia, frekuensi mendengar manusia, frekuensi bunyi, dan pendengaran manusia.
Bunyi sanggup merambat melalui majemuk media, ibarat benda padat, cair, dan gas. Getaran suara yang hingga ke indera pendengaran pada umumnya merambat melalui medium udara. Rambatan suara tersebut dalam bentuk gelombang longitudinal.
Arus listrik dipasang sehingga bel listrik bekerja dan terdengar bunyi. Kemudian, udara dalam penyungkup diisap keluar dengan pompa isap udara.
Ternyata, suara bel makin lemah dan alhasil tidak terdengar sama sekali, meskipun bel listrik tetap bekerja.
Jadi, untuk merambat, suara memerlukan media (zat antara). Berdasarkan percobaan Otto von Guericke, apakah suara sanggup merambat di ruang hampa?
Laju rambat suara di dalam zat padat lebih cepat dibandingkan dengan laju rambat suara di udara. Jika suara mengenai zat padat maka molekul-molekulnya akan bergetar.
Pada ketika semua molekul bergetar secara bersamaan, muncul suatu kawasan bertekanan tinggi yang akan segera berpindah ke kawasan bertekanan rendah.
Laju rambat suara di dalam zat cair tidak sebesar di dalam zat padat, tetapi lebih besar dibandingkan dengan laju rambat suara di dalam gas.
Hal ini sebab jarak antarmolekul zat cair lebih jauh dibandingkan dengan jarak antarmolekul zat padat, namun lebih bersahabat dibandingkan dengan jarak antarmolekul gas.
a. frekuensinya antara 20 Hz – 20.000 Hz (daerah audiosonik);
b. kekuatannya 1 dB atau lebih;
c. ada zat antara berupa gas, zat cair, atau zat padat;
d. diterima oleh telinga orang normal dan dalam keadaan sadar.
Baca juga: Bunyi Audiosonik, Infrasonik dan Ultrasonik Sumber https://www.berpendidikan.com
Bunyi sanggup merambat melalui majemuk media, ibarat benda padat, cair, dan gas. Getaran suara yang hingga ke indera pendengaran pada umumnya merambat melalui medium udara. Rambatan suara tersebut dalam bentuk gelombang longitudinal.
Percobaan Otto von Guericke
Percobaan Otto von Guericke berikut ini mengatakan bahwa rambatan suara memerlukan udara. Sebuah bel listrik dimasukkan ke dalam penyungkup udara.Arus listrik dipasang sehingga bel listrik bekerja dan terdengar bunyi. Kemudian, udara dalam penyungkup diisap keluar dengan pompa isap udara.
Ternyata, suara bel makin lemah dan alhasil tidak terdengar sama sekali, meskipun bel listrik tetap bekerja.
Jadi, untuk merambat, suara memerlukan media (zat antara). Berdasarkan percobaan Otto von Guericke, apakah suara sanggup merambat di ruang hampa?
Gambar: Frekuensi Mendengan Manusia |
Laju rambat suara di dalam zat padat lebih cepat dibandingkan dengan laju rambat suara di udara. Jika suara mengenai zat padat maka molekul-molekulnya akan bergetar.
Pada ketika semua molekul bergetar secara bersamaan, muncul suatu kawasan bertekanan tinggi yang akan segera berpindah ke kawasan bertekanan rendah.
Bunyi merambat paling cepat melalui?
Demikian seterusnya sehingga suara merambat melalui zat tersebut. Karena letak molekul-molekul zat padat sangat berdekatan maka suara sanggup berpindah lebih cepat dibandingkan pada zat cair atau gas.Laju rambat suara di dalam zat cair tidak sebesar di dalam zat padat, tetapi lebih besar dibandingkan dengan laju rambat suara di dalam gas.
Hal ini sebab jarak antarmolekul zat cair lebih jauh dibandingkan dengan jarak antarmolekul zat padat, namun lebih bersahabat dibandingkan dengan jarak antarmolekul gas.
Batas pendengaran Manusia
Syarat semoga suara sanggup didengar manusia, yaitua. frekuensinya antara 20 Hz – 20.000 Hz (daerah audiosonik);
b. kekuatannya 1 dB atau lebih;
c. ada zat antara berupa gas, zat cair, atau zat padat;
d. diterima oleh telinga orang normal dan dalam keadaan sadar.
Baca juga: Bunyi Audiosonik, Infrasonik dan Ultrasonik Sumber https://www.berpendidikan.com
artikel menarik, simak juga pusat alat bantu dengar aqmedika
ReplyDelete