Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perambatan Dan Sifat Gelombang Bunyi

Baiklah teman dekat, kali ini kita akan mengulas wacana perambatan bunyi dan sifat-sifat bunyi yaitu pemantulan gelombang bunyi, pembiasan gelombang bunyi, difraksi gelombang bunyi, interferensi gelombang bunyi dan resonansi.


BUNYI MERAMBAT SEBAGAI GELOMBANG LONGITUDINAL

Bunyi atau bunyi yakni gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan ialah hasil perambatan energi. 
Artikel Penunjang : Pengertian dan Macam-Macam Bentuk Energi 
Sumber bunyi sebagai sumber getar memancarkan gelombang gelombang longitudinal ke segala arah.

Ilustrasi
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang tidak pernah merambat melainkan bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di daerah lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya mengapa Gelombang bunyi yakni gelombang longitudinal.

SIFAT-SIFAT GELOMBANG BUNYI

1. Pemantulan Gelombang Bunyi

gelombang bunyi tidak berhenti ketika bertemu dengan batas medium atau ketika bertemu dengan sebuah penghalang, tetapi akan memantul. Hukum pemantulan gelombang, sudut hadir = sudut pantul juga berlaku pada gelombang bunyi.

Pemantulan bunyi ini sanggup dimanfaatkan untuk mengukur jarak antara kedua tempat.
Pemantulan gelombang bunyi oleh  dan permukaan akan mengarah pada satu dari dua fenomena alamiah, yaitu gaung dan gema.

- Gaung

Yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi orisinil sehingga bunyi orisinil terdengar tidak jelas. Misalnya di ruangan auditorium seandainya dindingnya tidak dilapisi dengan materi kedap suara.

- Gema

Yaitu bunyi pantul yang terjadi setelah bunyi  yang orisinil simpulan diucapkan.

2. Pembiasan Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi yang merambat dari satu medium ke medium lain dengan kerapatan tidak sama, akan mengalami pembiasan gelombang bunyi. Peristiwa pembiasan dalam kehidupan kita, contohnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada
siang hari. Hal ini disebabkan lantaran pada pada siang hari udara lapisan atas
lebih hambar daripada di lapisan bawah.

Karena cepat rambat bunyi pada suhu hambar lebih kecil daripada suhu gerah maka kecepatan bunyi di lapisan udara atas lebih kecil daripada di lapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Makara pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara atas ke lapisan udara bawah.

3. Difraksi Gelombang Bunyi

Difraksi gelombang bunyi yakni pembelokan arah gerak gelombang bunyi ketika melewati suatu celah atau bertemu dengan penghalang pada lintasan geraknya.

Gelombang bunyi mempunyai panjang gelombang dalam rentang beberapa sentimeter hingga dengan beberapa meter (dibandingkan dengan gelombang cahaya yang panjang gelombangnya berkisar 500 nm). Seperti yang sudah kita ketahui bahwa gelombang yang panjang gelombangnya lebih panjang akan praktis didifraksi.

Peristiwa difraksi terjadi contohnya ketika kita sanggup mendengar bunyi mesin mobil
di tikungan jalan walaupun kita belum melihat kendaraan beroda empat tersebut lantaran terhalang oleh bangunan tinggi di pinggir tikungan.

4. Interferensi Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi mengalami tanda-tanda perpaduan gelombang dengan memerlukan dua sumber bunyi yang koheren. Interferensi bunyi dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan interferensi destruktif atau pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada di antara dua buah loudspeaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.

5. Resonansi

Resonansi yakni ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom udara akhir getaran benda, dalam beberapa alat musik akan menimbulkan pengaruh bunyi yang merdu. Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa tertutup. Jadi, resonansi pertama akan terjadi bila panjang kolom udara di atas air ¼ λ, resonansi ke dua ¾ λ, resonansi ke tiga 5/4 λ, dan seterusnya.

Peristiwa resonansi sanggup menimbulkan dilema dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, gelas piala bertangkai sanggup pecah bila diletakkan di erat penyanyi yang sedang menyanyi. Hal ini terjadi lantaran gelas mempunyai frekuensi alami yang sama dengan bunyi penyanyi sehingga gelas mengalami resonansi dan mengakibatkan pecahnya gelas tersebut. Peristiwa resonansi juga sanggup mengakibatkan runtuhnya jembatan gantung bila frekuensi hentakan kaki sekaligus orang yang berbaris di atas jembatan gantung sama dengan frekuensi alami jembatan sehingga jembatan akan berayun ahli dan sanggup mengakibatkan runtuhnya jembatan. Ngeri ya teman erat :3

Itulah postingan kali ini teman dekat, biar bermanfaa, tidakboleh lupa tinggalkan komentar. J

Referensi:
  • Umar Efrizon. 2007. Fisika dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Gguaca Exact.
  • Lasmi Ketut. 2007. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung. CV. Yrama Widya
  • http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=86:resonasi-pada-kolom-udara&catid=13:gelombang-bunyi&Itemid=137

Sumber https://www.softilmu.com

Post a Comment for "Perambatan Dan Sifat Gelombang Bunyi"