Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penyimpangan Semu Aturan Mendel

Baiklah teman dekat, kali ini kita akan mengulas terkena Penyimpangan Semu Hukum Mendel, pribadi saja kita akan masuk ke dalam pembahasannya.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan tiruan aturan Mendel ialah bentuk persilangan yang menghasilkan rasio individu yang tidak sama dengan dasar rasio berdasarkan aturan Mendel, meskipun prinsip-prinsip penyilangan masih mengikuti aturan aturan Mendel. Perbedaan hasil rasio tersebut terjadi sebab adanya beberapa gen yang saling mensugesti dalam menghasilkan fenotip (sifat yang tampak). Berikut ini macam-macam penyimpangan tiruan aturan Mendell.
  • Interaksi alel
Interaksi alel ialah suatu insiden dimana munculnya suatu fenotip (sifat yang tampak) yang dipengaruhi oleh interaksi antar gen mayoritas maupun interaksi antar gen resesif.


misalnya pada ayam dijumpai empat macam bentuk pial (jengger), antara lain (1) pea (berbentuk ercis atau biji) dengan genotip rrP, (2) single dengan genotip rrpp, (3) rose (berbentuk mawar atau gerigi) dengan genotip Rpp, dan (4) walnut (berbentuk sumpel) dengan genotip R-P-.

Jika dilakukan persilangan antara ayam berpial rose dengan ayam berpial pea akan dihasilkan fenotip gres yakni ayam berpial walnut (sumpel). Fenotip gres ini dihasilkan sebab interaksi dua pasang alel yang dominan. Perhatikan persilangan diberikut ini untuk lebih jelasnya.


Apabila dilakukan persilangan antar ayam berpial walnut akan didapatkan fenotip berupa ayam berpial walnut, rose, pea, dan single dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Ayam berpial single (tunggal) terjadi sebab adanya dua pasang alel yang resesif (kurang tampak). Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel di bawah ini.


  • Kriptometri
Kriptometri ialah keadaan dimana seolah-olah gen mayoritas tersembunyi kalau bangkit sendiri dan gres akan tampak bila bersama dengan gen mayoritas lainnya, bukan alel.

Peristiwa ini ditemukan oleh Correns dengan menyilangkan bunga Linaria marocanna berwarna merah (Aabb), dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih (aaBB). Keturunan pertama (F1) yang dihasilkan yaitu bunga berwarna ungu (AaBb) yang tidak sama dengan warna dari bunga kedua induknya (yaitu merah dan putih). Jika sesama keturunan pertama disilangkan, maka keturunan kedua (F2) yang dihasilkan yaitu 9 ungu: 3 merah: 4 putih. Hal ini sanggup dipahami dengan memperhatikan tabel diberikut ini.


Keturunan F1 yang berwarna ungu diperoleh sebab terjadinya perubahan lingkungan. Bunga Linaria maroccana akan berwarna merah di lingkungan asam sebab adanya pigmen antosianin dan lingkungan basa, pigmen ini akan mempersembahkan warna ungu. Namun, kalau di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, baik di dalam lingkungan asam atau basa, maka yang terbentuk yaitu warna putih.

  • Polimeri


Polimeri yaitu persilangan heterozigot lebih dari satu sifat beda yang bangkit sendiri, tapi mensugesti cuilan yang sama dari suatu organisme.

Peristiwa polimeri diperkenalkan oleh Lars Frederik Nelson dan Ehle. Mereka melaksanakan percobaan persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih. Perhatikan tabel persilangan diberikut ini.


Berdasarkan tabel persilangan diatas,  persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih menghasilkan fenotip gres (F1) yakni keturunan heterozigot berwarna merah lebih muda bila dibandingkan dengan induknya yang homozigot (merah). Oleh sebab itu, biji merah bersifat mayoritas tidak tepat terhadap warna putih.

Jika fenotip gres (F1) yang dihasilkan disilangkan sesamanya, maka fenotip gres yang dihasilkan (generasi F2) berupa gandum berbiji merah dan gandum berbiji putih dengan perbandingan 3 : 1.

  • Epistasis-Hipostasis


Epistasis-hipostasis ialah suatu insiden dimana suatu gen mayoritas menutupi/mengalahkan verbal gen mayoritas lain yang bukan alelnya. Sebuah atau sepasang gen yang menutupi disebut epistasis sedangkan sepasang gen yang tertutupi disebut hipostasis. contohnya persilangan antara jagung berkulit hitam dengan jagung berkulit kuning. Perhatikan persilangan diberikut ini.

P   :  HHkk   x   hhKK
       (hitam) x (kuning)
F1 : HhKh (hitam)

Dari hasil persilangan tersebut, meskipun H dan K berada bersama dan keduanya dominan. Namun, sifat yang muncul yaitu hitam. Dalam artian, hitam berperan sebagai epistasis (menutupi) terhadap kuning. Kuning disini bersifat hipostasis (tertutupi) oleh hitam.

  • Komplementer


Komplementer ialah interaksi antara gen-gen mayoritas yang tidak sama, namun saling melengkapi untuk memunculkan suatu fenotip (sifat yang tampak. contohnya perkawinan antara dua orang yang sama-sama bisu tuli. Perhatikan tabel diberikut ini.


Dari tabel tersebut, didapatkan keturunan pertama (F1) dari perkawinan antara dua orang yang sama-sama bisu tuli yaitu normal. Apabila keturunan pertama disilangkan dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 yang dihasilkan sesuai dengan tabel diatas. Berdasarkan tabel tersebut, keturunan kedua (F2) yang dihasilkan ialah ada yang normal dan ada yang bisu tuli. Rasio F2 (keturunan kedua) yang dihasilkan normal : bisu tuli yaitu 9 : 7.

  • Atavisme


Untuk lebih praktis memahami terkena insiden atavisme, kalian coba ingat kembali wacana interaksi gen pada pial ayam. Ketika dilakukan persilangan ayam berpial rose dan pea dihasilkan ayam berpial walnut. Pial pea tersebut dikatakan menghilang dan muncul sifat gres di luar induknya. Kemudian, dikala dilakukan persilangan lagi antarsesama ayam berpial walnut keturan yang dihasilkan ialah ayam dengan empat macam pial yaitu rose, pea, walnut, dan single. Pada insiden ini, pial rose dan pea muncul kembali setelah menghilang pada keturunan pertama. Peristiwa munculnya kembali sifat keturunan pertama pada generasi diberikutnya setelah sebelumnya sempat menghilang disebut sebagai fenomena atavisme.

misal lain atavisme ialah perkawinan antarsesama merpati berbuntut ibarat kipas, akan menghasilkan keturunan pertama berupa merpati berbuntut lurus. Keturunan merpati berbuntut ibarat kipas muncul kembali setelah perkawinan antarsesama merpati berbuntut lurus.

Jadi, pada prinsipnya atavisme mengambarkan wacana suatu sifat yang dihasilkan pada keturunan pertama akan kembali muncul pada keturunan selanjutnya meskipun tidak pada keturunan kedua ataupun ketiga.

Demikian pembahasan kali ini wacana Penyimpangan Semu Hukum Mendel, supaya bermanfaa bagi kawan-kawan tiruana J

Sumber https://www.softilmu.com

Post a Comment for "Penyimpangan Semu Aturan Mendel"