Mengenali Ciri-Ciri Umum Puisi Dari Buku Antologi Puisi
Puisi merupakan penggalan dari karya sastra yang mempunyai ciri dan aksara yang membedakan dengan bentuk karya sastra lainnya. Dalam puisi terdapat adanya hukum mengenai persajakan, rima, dan kebaitan. Adapun antologi puisi yakni buku yang memuat kumpulan puisi, baik dari seorang penyair atau beberapa penyair.
Biasanya dalam sebuah antologi puisi terdapat banyak puisi. Dapatkah kalian menganalisis puisi dari sebuah antologi puisi untuk memilih ciri umum puisi? Sebagai materi referensi, simaklah puisi berikut dengan cermat beserta pembahasannya!
biarkan kukabarkan kepada burung-burung yang melintas
di warna kelam langit tanpa batas
lepaskanlah segera gelombang di tanganmu
yang kamu genggam erat-erat sewaktu kita bertemu
wajahmu telah usang terdampar di pulau karang
kutahu saat tangis air matamu mengerang
tapi masih tetap kaudengar gemuruh gelombang
memercikkan buih di alis matamu yang bimbang
malam tak juga melepaskan masbodoh yang kaukirim
perahumu mengapung di punggung musim
sebab pelayaran telah bermetamorfosis menjadi benua tua
memainkan buih dengan senandung basah mata
inilah lagu batinku, suarasuara angin di antara musim
salju, daundaun membeku, rantingranting tak bergoyang,
dan burungburung yang mati kedinginan
biarlah kesudahannya hanyut oleh suarasuara sungai mengalir,
dari negeri mimpi, biarlah kesudahannya cuma bergumam
dalam pukulan batubatu karang, biarlah kesudahannya pulas
oleh alunan riakriak, takkan membisu hatiku memetikkan
dawaidawai gitar menghiburmu!
Beberapa hal yang sanggup kalian catat berkaitan dengan puisipuisi tersebut yaitu berkaitan dengan diksi, bentuk penulisan, dan makna-makna yang dikandungnya. Pilihan kata atau diksi yang dipakai dalam puisi-puisi di atas cenderung singkat, padat, dan penuh makna kias.
Contoh hal tersebut sanggup kalian lihat pada puisi kedua baris pertama inilah lagu batinku .... Rangkaian kata tersebut sanggup berarti inilah perasaan dan suasana yang saya alami, atau inilah keadaan atau perasaan yang ingin saya ungkapkan atau sampaikan.
Makna kias dari puisi-puisi tersebut sanggup dilihat dari penggunaan majas-majas dalam beberapa baris yang sangat tampak. Contoh penggunaan majas personifikasi di antaranya malam tak juga melepaskan masbodoh yang kaukirim, perahumu mengapung di punggung musim (puisi 1); majas asosiasi di antaranya takkan membisu hatiku memetikkan dawaidawai gitar menghiburmu (puisi 2); majas metafora di antaranya lepaskanlah segera gelombang di tanganmu yang kaugenggam erat-erat sewaktu kita bertemu; dan sebagainya.
Unsur persajakan dan rima juga sangat kental dalam puisipuisi di atas. Hal tersebut sanggup dilihat dari beberapa contoh, di antaranya bunyi simpulan tiap baris pada puisi I selalu mempunyai keterkaitan antarbaris. Rima dari puisi-puisi di atas tampak pada keterkaitan bunyi dalam tiap barisnya, pola di antaranya bunyi [ U ] pada perahumu mengapung di punggung musim (puisi 1); bunyi [ U ] dan [ ng ] pada salju, daundaun membeku, rantingranting tak bergoyang (puisi 2); dan sebagainya.
Secara makna, puisi tidak sanggup diartikan ke dalam satu makna yang pasti. Makna yang diungkapkan dalam kata-kata puisi sanggup ditafsirkan dengan melihat konteks kalimat atau keseluruhan barisbarisnya. Makna takkan membisu hatiku memetikkan dawaidawai gitar menghiburmu (puisi 2) sanggup berarti takkan berhenti menghibur dengan senandung atau nyanyian, atau sanggup juga takkan berhenti menghibur dengan perhatian atau kasih sayang, dan sebagainya.
1. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf menyerupai pada prosa dan obrolan menyerupai pada naskah drama.
2. Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kias, padat, dan indah.
3. Penggunaan majas sangat lebih banyak didominasi dalam bahasa puisi.
4. Pemilihan diksi yang dipakai mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
5. Setting, alur, dan tokoh dalam puisi tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.
Baca juga: Contoh Puisi Romantis Sumber https://www.berpendidikan.com
Biasanya dalam sebuah antologi puisi terdapat banyak puisi. Dapatkah kalian menganalisis puisi dari sebuah antologi puisi untuk memilih ciri umum puisi? Sebagai materi referensi, simaklah puisi berikut dengan cermat beserta pembahasannya!
Contoh Puisi I
Pada Gelombang
Karya: Tri Astoto Kodarie
biarkan kukabarkan kepada burung-burung yang melintas
di warna kelam langit tanpa batas
lepaskanlah segera gelombang di tanganmu
yang kamu genggam erat-erat sewaktu kita bertemu
wajahmu telah usang terdampar di pulau karang
kutahu saat tangis air matamu mengerang
tapi masih tetap kaudengar gemuruh gelombang
memercikkan buih di alis matamu yang bimbang
malam tak juga melepaskan masbodoh yang kaukirim
perahumu mengapung di punggung musim
sebab pelayaran telah bermetamorfosis menjadi benua tua
memainkan buih dengan senandung basah mata
(Horison, Juni 2004)
Contoh Puisi II
Lagu Batin
Karya: Dorothea Rosa Herliany
inilah lagu batinku, suarasuara angin di antara musim
salju, daundaun membeku, rantingranting tak bergoyang,
dan burungburung yang mati kedinginan
biarlah kesudahannya hanyut oleh suarasuara sungai mengalir,
dari negeri mimpi, biarlah kesudahannya cuma bergumam
dalam pukulan batubatu karang, biarlah kesudahannya pulas
oleh alunan riakriak, takkan membisu hatiku memetikkan
dawaidawai gitar menghiburmu!
(Antologi Puisi, Kempompong Sunyi, Balai Pustaka)
Beberapa hal yang sanggup kalian catat berkaitan dengan puisipuisi tersebut yaitu berkaitan dengan diksi, bentuk penulisan, dan makna-makna yang dikandungnya. Pilihan kata atau diksi yang dipakai dalam puisi-puisi di atas cenderung singkat, padat, dan penuh makna kias.
Contoh hal tersebut sanggup kalian lihat pada puisi kedua baris pertama inilah lagu batinku .... Rangkaian kata tersebut sanggup berarti inilah perasaan dan suasana yang saya alami, atau inilah keadaan atau perasaan yang ingin saya ungkapkan atau sampaikan.
Ciri-ciri umum puisi |
Unsur persajakan dan rima juga sangat kental dalam puisipuisi di atas. Hal tersebut sanggup dilihat dari beberapa contoh, di antaranya bunyi simpulan tiap baris pada puisi I selalu mempunyai keterkaitan antarbaris. Rima dari puisi-puisi di atas tampak pada keterkaitan bunyi dalam tiap barisnya, pola di antaranya bunyi [ U ] pada perahumu mengapung di punggung musim (puisi 1); bunyi [ U ] dan [ ng ] pada salju, daundaun membeku, rantingranting tak bergoyang (puisi 2); dan sebagainya.
Secara makna, puisi tidak sanggup diartikan ke dalam satu makna yang pasti. Makna yang diungkapkan dalam kata-kata puisi sanggup ditafsirkan dengan melihat konteks kalimat atau keseluruhan barisbarisnya. Makna takkan membisu hatiku memetikkan dawaidawai gitar menghiburmu (puisi 2) sanggup berarti takkan berhenti menghibur dengan senandung atau nyanyian, atau sanggup juga takkan berhenti menghibur dengan perhatian atau kasih sayang, dan sebagainya.
Ciri-ciri Umum Puisi
Beberapa puisi di atas diambil dari antologi puisi yang berbeda. Namun secara bentuk dan diksi, puisi-puisi tersebut menampakkan kesamaan cirinya. Berdasarkan pembahasan mengenai puisi-puisi di atas, ciri-ciri puisi secara umum sanggup dituliskan sebagai berikut.1. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf menyerupai pada prosa dan obrolan menyerupai pada naskah drama.
2. Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kias, padat, dan indah.
3. Penggunaan majas sangat lebih banyak didominasi dalam bahasa puisi.
4. Pemilihan diksi yang dipakai mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
5. Setting, alur, dan tokoh dalam puisi tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.
Baca juga: Contoh Puisi Romantis Sumber https://www.berpendidikan.com
Post a Comment for "Mengenali Ciri-Ciri Umum Puisi Dari Buku Antologi Puisi"