Contoh Dongeng Pendek Dan Cara Menemukan Realitas Kehidupan Anak Dari Cerita
Pembahasan kali ini merupakan klarifikasi wacana bagaimana cara menemukan realitas kehidupan anak dari cerita, pola kisah singkat, pola kisah singkat dan dilengkapi dengan penjelsannya.
Kamu sering membaca cerita, bukan? Pernahkah kau menemukan adanya persamaan antara kisah yang kau baca dengan kenyataan yang kau alami sehari-hari?
Kehidupan anak sering kali digambarkan lewat sebuah cerita. Melalui cerita, anak akan lebih gampang menemukan dan memahami pesan yang ingin disampaikan.
Pada umumnya, kisah selalu mengambil tema wacana kehidupan anak sehari-hari. Dalam kisah tersebut, selalu ditanamkan nilai-nilai kebaikan yang ditujukan kepada anak-anak.
Jam memperlihatkan angka 05.30 pagi. Vinna masih terlelap di kasur empuknya, ditemani Piko boneka anjing kesayangannya. Ia tidak mendengar suara klakson kendaraan beroda empat yang hampir sepuluh menit berbunyi di depan rumahnya, berusaha membangunkan.
"Vin, Vinna! Ayo bangun. Mobil antarjemputnya sudah nunggu di depan rumah!" teriak Mama membangunkan anak bungsunya. "Mama kira kau sudah mandi. Kok, tidur lagi, sih?"
Suara keras Mama eksklusif membangunkan Vinna. Ia melompat dari kawasan tidurnya dan segera berlari ke kamar mandi. Ia tidak mau ditinggal kendaraan beroda empat antarjemput. Vina agak malas naik angkot alasannya harus melewati jalan yang berputar-putar dulu.
"Ma, berangkat!" teriak Vinna sehabis lima belas menit mempersiapkan diri. Ia pun segera melompat naik ke kendaraan beroda empat antarjemputnya yang telah menungguny sekitar setengah jam.
Selama perjalanan ke sekolah, Pak Sadi mengomel terus Karena usang menunggu Vinna.
"Maaf, maaf, deh, Pak Sadi! Semalam, kan Vinna tidurnya malam banget. Soalnya harus mencar ilmu untuk ulangan hari ini…"
Vinna berbohong. Padahal semalam ia main game PS yang gres beliau beli siangnya. Mendengar klarifikasi Vinna, Pak Sadi pun berhenti mengomel. Tapi mereka hampir terlambat hingga ke sekolah alasannya terkena macet di jalan.
Setiba di sekolah, teman-teman Vinna memandanginya dengan geli. Mereka tertawa sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Vinna tak mengerti apa yang ditertawakan oleh teman-temannya. Vinna hambar saja dan terus berjalan menuju kelasnya. Hari ini ,ada upacara bendera. Vinna sudah membawa semua perlengkapannya, seperti, topi, dan dasi. Kukunya pun sudah dipotong rapi kemarin siang oleh Mama.
Seminggu sekali sekolah Vinna selalu mengadakan investigasi sebelum upacara bendera. Mulai dari kelengkapan atribut sekolah hingga dengan kuku, rambut, dan baju seragam yang rapi dan bersih.
"Vin, kau mau sekolah atau mau tidur, sih?" tanya Rendy sambil tertawa dan terus memandangi Vinna dengan geli.
"Ya sekolah, Ren! Memang kenapa?" Vinna penasaran.
"Lihat, tuh, kepala anjingnya lucu sekali! Ha…ha…ha…" Angga tergelak melihat Vinna kebingungan.
Vinna menundukkan kepala, mencari ada apa yang salah pada dirinya. Dengan terkejut ia melihat sepasang kepala anjing yang menghiasi kakinya.
"Ya ampun, saya masih pakai sandal rumah!" seru Vinna. Wajahnya memerah malu. Aku, kok, tidak sadar tadi, pikirnya jengkel pada dirinya sendiri.
Gara-gara berdiri kesiangan dan terburu-buru Vinna jadi aib di sekolah. Tak mungkin ia mengikuti upacara bendera.
"Lo Vinna, kenapa kau tidak ikut upacara?" tanya Ibu Arni, guru piket yang bertugas menyidik kelas. Vinna hanya membisu menunduk. Ia tak mampu menyampaikan apa-apa pada Bu Arni.
Karena Vinna tidak segera menjawab, Bu Arni pun menghampirinya dan melihat sandal Vinna.
Bu Arni pun segera mengerti. Untunglah Bu Arni yang baik hati itu mulai menghibur Vinna.
"Setiap orang memang pernah melaksanakan kesalahan. Setiap orang pernah lupa.
Tapi alangkah baiknya kalau kau mencar ilmu untuk berdisiplin dan mengatur diri sendiri. Vinna kan sudah kelas enam, harus dapat mandiri."
Vinna hanya mengangguk. Dalam hatinya ia berjanji tidak akan melaksanakan kesalahan yang sama lagi. Bu Arni yang baik pun meminjamkan sepasang sepatu yang ada di ruang BP untuk Vinna, beruntung ukuran sepatu itu pas di kaki Vinna. Ia pun tak aib lagi mengikuti pelajaran di kelas hari itu.
Oleh alasannya tergesa-gesa dalam mempersiapkan diri, Vinna lupa mengganti sandal tidurnya dengan sepatu sekolah. Akibat keteledorannya, Vinna ditertawakan oleh teman-temannya.
Adakah persamaan kisah tersebut dengan kehidupan kau sehari-hari? Apakah kau juga pernah mengalami hal serupa menyerupai Vinna? Nilai-nilai kebaikan atau pesan apa yang ingin disampaikan oleh kisah itu?
Dalam kehidupan sehari-hari, insiden menyerupai kisah "Karena Bangun Kesiangan" sering kali terjadi. Anak-anak sering kali melaksanakan acara atau bermain tanpa mengingat waktu, misalnya, waktu makan, waktu mandi, waktu belajar, atau waktu tidur.
Anak-anak cenderung tidak memedulikan hal-hal lain selain acara atau permainan yang sedang dinikmatinya. Tidak jarang, akhir lupa waktu tersebut, belum dewasa mengalami insiden kurang mengenakkan atau bahkan memalukan.
Misalnya, akhir lupa mencar ilmu nilai ulangan menjadi jelek. Akibat lupa makan, perut menjadi sakit dan kepala pusing atau akhir lupa mandi, tubuh menjadi gatal dan dijauhi oleh teman-teman alasannya bacin tubuh kurang sedap.
Cerita berjudul "Karena Bangun Kesiangan" tersebut ingin memperlihatkan pesan, khususnya kepada belum dewasa bahwa seseru atau semenarik apa pun acara dan permainan yang dilakukan, kewajiban dilarang dilupakan dan harus didahulukan.
Baca juga: Kumpulan Contoh Puisi Sumber https://www.berpendidikan.com
Kamu sering membaca cerita, bukan? Pernahkah kau menemukan adanya persamaan antara kisah yang kau baca dengan kenyataan yang kau alami sehari-hari?
Kehidupan anak sering kali digambarkan lewat sebuah cerita. Melalui cerita, anak akan lebih gampang menemukan dan memahami pesan yang ingin disampaikan.
Pada umumnya, kisah selalu mengambil tema wacana kehidupan anak sehari-hari. Dalam kisah tersebut, selalu ditanamkan nilai-nilai kebaikan yang ditujukan kepada anak-anak.
Contoh Cerita Singkat
Bacalah kisah berikut dengan sungguh-sungguh!Ilustrasi: Bangun Kesiangan |
Karena Bangun Kesiangan
Oleh Devi T. Royang
Jam memperlihatkan angka 05.30 pagi. Vinna masih terlelap di kasur empuknya, ditemani Piko boneka anjing kesayangannya. Ia tidak mendengar suara klakson kendaraan beroda empat yang hampir sepuluh menit berbunyi di depan rumahnya, berusaha membangunkan.
"Vin, Vinna! Ayo bangun. Mobil antarjemputnya sudah nunggu di depan rumah!" teriak Mama membangunkan anak bungsunya. "Mama kira kau sudah mandi. Kok, tidur lagi, sih?"
Suara keras Mama eksklusif membangunkan Vinna. Ia melompat dari kawasan tidurnya dan segera berlari ke kamar mandi. Ia tidak mau ditinggal kendaraan beroda empat antarjemput. Vina agak malas naik angkot alasannya harus melewati jalan yang berputar-putar dulu.
"Ma, berangkat!" teriak Vinna sehabis lima belas menit mempersiapkan diri. Ia pun segera melompat naik ke kendaraan beroda empat antarjemputnya yang telah menungguny sekitar setengah jam.
Selama perjalanan ke sekolah, Pak Sadi mengomel terus Karena usang menunggu Vinna.
"Maaf, maaf, deh, Pak Sadi! Semalam, kan Vinna tidurnya malam banget. Soalnya harus mencar ilmu untuk ulangan hari ini…"
Vinna berbohong. Padahal semalam ia main game PS yang gres beliau beli siangnya. Mendengar klarifikasi Vinna, Pak Sadi pun berhenti mengomel. Tapi mereka hampir terlambat hingga ke sekolah alasannya terkena macet di jalan.
Setiba di sekolah, teman-teman Vinna memandanginya dengan geli. Mereka tertawa sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Vinna tak mengerti apa yang ditertawakan oleh teman-temannya. Vinna hambar saja dan terus berjalan menuju kelasnya. Hari ini ,ada upacara bendera. Vinna sudah membawa semua perlengkapannya, seperti, topi, dan dasi. Kukunya pun sudah dipotong rapi kemarin siang oleh Mama.
Seminggu sekali sekolah Vinna selalu mengadakan investigasi sebelum upacara bendera. Mulai dari kelengkapan atribut sekolah hingga dengan kuku, rambut, dan baju seragam yang rapi dan bersih.
"Vin, kau mau sekolah atau mau tidur, sih?" tanya Rendy sambil tertawa dan terus memandangi Vinna dengan geli.
"Ya sekolah, Ren! Memang kenapa?" Vinna penasaran.
"Lihat, tuh, kepala anjingnya lucu sekali! Ha…ha…ha…" Angga tergelak melihat Vinna kebingungan.
Vinna menundukkan kepala, mencari ada apa yang salah pada dirinya. Dengan terkejut ia melihat sepasang kepala anjing yang menghiasi kakinya.
"Ya ampun, saya masih pakai sandal rumah!" seru Vinna. Wajahnya memerah malu. Aku, kok, tidak sadar tadi, pikirnya jengkel pada dirinya sendiri.
Gara-gara berdiri kesiangan dan terburu-buru Vinna jadi aib di sekolah. Tak mungkin ia mengikuti upacara bendera.
"Lo Vinna, kenapa kau tidak ikut upacara?" tanya Ibu Arni, guru piket yang bertugas menyidik kelas. Vinna hanya membisu menunduk. Ia tak mampu menyampaikan apa-apa pada Bu Arni.
Karena Vinna tidak segera menjawab, Bu Arni pun menghampirinya dan melihat sandal Vinna.
Bu Arni pun segera mengerti. Untunglah Bu Arni yang baik hati itu mulai menghibur Vinna.
"Setiap orang memang pernah melaksanakan kesalahan. Setiap orang pernah lupa.
Tapi alangkah baiknya kalau kau mencar ilmu untuk berdisiplin dan mengatur diri sendiri. Vinna kan sudah kelas enam, harus dapat mandiri."
Vinna hanya mengangguk. Dalam hatinya ia berjanji tidak akan melaksanakan kesalahan yang sama lagi. Bu Arni yang baik pun meminjamkan sepasang sepatu yang ada di ruang BP untuk Vinna, beruntung ukuran sepatu itu pas di kaki Vinna. Ia pun tak aib lagi mengikuti pelajaran di kelas hari itu.
Sumber: Bobo, No. 05 Tahun XXXV, 10 Mei 2007
Cara Menemukan Realitas Kehidupan Anak dari Cerita
Cerita berjudul "Karena Bangun Kesiangan" yang telah kau baca tersebut, berisi wacana seorang anak yang terlambat berdiri pagi bahkan hampir terlambat hingga ke sekolah. Penyebabnya ialah alasannya di malam sebelumnya Vinna bermain PS hingga larut malam.Oleh alasannya tergesa-gesa dalam mempersiapkan diri, Vinna lupa mengganti sandal tidurnya dengan sepatu sekolah. Akibat keteledorannya, Vinna ditertawakan oleh teman-temannya.
Adakah persamaan kisah tersebut dengan kehidupan kau sehari-hari? Apakah kau juga pernah mengalami hal serupa menyerupai Vinna? Nilai-nilai kebaikan atau pesan apa yang ingin disampaikan oleh kisah itu?
Dalam kehidupan sehari-hari, insiden menyerupai kisah "Karena Bangun Kesiangan" sering kali terjadi. Anak-anak sering kali melaksanakan acara atau bermain tanpa mengingat waktu, misalnya, waktu makan, waktu mandi, waktu belajar, atau waktu tidur.
Anak-anak cenderung tidak memedulikan hal-hal lain selain acara atau permainan yang sedang dinikmatinya. Tidak jarang, akhir lupa waktu tersebut, belum dewasa mengalami insiden kurang mengenakkan atau bahkan memalukan.
Misalnya, akhir lupa mencar ilmu nilai ulangan menjadi jelek. Akibat lupa makan, perut menjadi sakit dan kepala pusing atau akhir lupa mandi, tubuh menjadi gatal dan dijauhi oleh teman-teman alasannya bacin tubuh kurang sedap.
Cerita berjudul "Karena Bangun Kesiangan" tersebut ingin memperlihatkan pesan, khususnya kepada belum dewasa bahwa seseru atau semenarik apa pun acara dan permainan yang dilakukan, kewajiban dilarang dilupakan dan harus didahulukan.
Baca juga: Kumpulan Contoh Puisi
Post a Comment for "Contoh Dongeng Pendek Dan Cara Menemukan Realitas Kehidupan Anak Dari Cerita"