Biografi Ismail Marzuki
Pembahasan kali ini ialah perihal Riwayat Hidup atau Biodata atau Biografi Ismail Marzuki seorang Pahlawan Nasional sekaligus seniman, dia banyak membuat lagu-lagu nasional. Di dalam “Lagu Nasional dan Penciptanya” disebutkan Lagu-lagu karya ciptaan Ismail Marzuki, dia merupakan pencipta lagu “Rayuan Pulau Kelapa”, pencipta lagu “Guru Bunga”, lagu “Selamat Datang Pahlawan Muda”, Pencipta lagu “Halo-halo Bandung”, Pencipta lagu “Juwita Malam”.
Oleh lantaran itu, lagunya sanggup dihayati secara umum oleh siapa saja di negara ini. Gaya terkenal dan irama lagu-lagunya yang santai menjadi model yang diikuti oleh para pencipta musik nyanyian Indonesia pada zamannya hingga tahun 1980-an.
Di kalangan kerabat dan teman dekatnya, Ismail Marzuki biasa dipanggil Mail atau Maing. Ia dilahirkan di kampung Kwitang, Senen, Jakarta pada 11 Maret 1914 sebagai anak kampung dari keluarga yang kecukupan. Maing termasuk sekelompok kecil masyarakat pribumi yang dianggap cukup akil pada masanya.
Bakat
Bakat musiknya telah tampak semenjak kecil. Sejumlah lagu pertamanya dibentuk dikala ia masih berusia 17 tahun. Ia andal memainkan banyak sekali instrumen, menyerupai gitar, akordeon, flute, saxophone, clarinet, dan piano. Ia juga dikenal sebagai penyanyi musik hiburan dan keroncong.
Orkes Studio PPRK
Seperti umumnya para pemusik pada zamannya, ia banyak berkecimpung di dunia musik hiburan melalui studio radio dan tempat-tempat hajatan musik umum. Ia bergabung dengan Muziek Verenenging Lief Java dan Hawaiian Band The Sweet Java Inlanders. Ismail Marzuki dikenal aktif di radio NIROM, BRV, VORO, dan Perserikatan Perhimpunan Radio Ketimuran (PPRK).
Bersama tokoh-tokoh musik keroncong, menyerupai M. Sagi, M. Sardi (ayah Idris Sardi), Soetodjo, danKoesbini, ia mendirikan orkes studio PPRK yang terutama memainkan lagu-lagu Indonesia terkenal dan musik keroncong.
Pelopor Bintang Radio
Pada masa pendudukan Jepang, Ismail Marzuki juga aktif sebagai pemusik di Orkes Radio Hosso Kanri Kyeku bersama para pemusik sezamannya, menyerupai Koesbini, Binsar Sitompul, Amir Pasaribu, dan Soedharnoto. Bersama mereka, Ismail Marzuki menjadi salah seorang pencetus terbentuknya Orkes Studio Jakarta dan lomba musik vokal nasional Bintang Radio pasca–Proklamasi Kemerdekaan RI.
Seniman Pejuang
Seperti pemusik pada zamannya, semangat kebangsaan Ismail Marzuki untuk usaha kemerdekaan melawan penjajahan juga sangat besar. Ia juga dikenal sebagai "Seniman Pejuang" yang banyak membuat lagulagu usaha dan cinta tanah air.
Di antara lagu-lagunya yang telah menjadi ikon lagu-lagu perjuangan, antara lain Hallo Hallo Bandung, Kopral Jono, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutera, Sapu Tangan dari Bandung Selatan, Melati di Tapal Batas, Selamat Jalan Pahlawan Muda, Juwita Malam, Gugur Bunga di Taman Bhakti, Nyiur Melambai, Tanah Pusaka, dan Rayuan Pulau Kelapa.
Pelopor Musik Modern
Lagu-lagu Ismail Marzuki telah mengilhami arah lagu dan selera penciptaan lagu-lagu musik radio dan khazanah terkenal Indonesia hingga tahun 1980-an. Ismail Marzuki telah menempatkan dirinya sebagai salah seorang pencetus dalam perkembangan musik modern di Indonesia.
Sebelum meninggal pada 25 Mei 1958, di tahun 1957 ia membuat karyanya yang terakhir, Inilah Bahagianya. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, pada tahun 1968 pemerintah DKI Jakarta mengabadikan namanya untuk sebuah sentra kesenian Jakarta yang dikenal dengan nama Taman Ismail Mazuki (TIM).
Baca juga: Langkah-langkah Membuat Puisi Sumber https://www.berpendidikan.com
Biografi Ismail Marzuki
Ia ialah musikus besar Indonesia yang serbabisa. Sebagai seorang pencipta lagu, Ismail Mazuki (1914-1958) ialah orang yang meletakkan dasar gaya nyanyian "selera Indonesia" bahwasanya pada lagu-lagu populer.Oleh lantaran itu, lagunya sanggup dihayati secara umum oleh siapa saja di negara ini. Gaya terkenal dan irama lagu-lagunya yang santai menjadi model yang diikuti oleh para pencipta musik nyanyian Indonesia pada zamannya hingga tahun 1980-an.
Di kalangan kerabat dan teman dekatnya, Ismail Marzuki biasa dipanggil Mail atau Maing. Ia dilahirkan di kampung Kwitang, Senen, Jakarta pada 11 Maret 1914 sebagai anak kampung dari keluarga yang kecukupan. Maing termasuk sekelompok kecil masyarakat pribumi yang dianggap cukup akil pada masanya.
Bakat
Bakat musiknya telah tampak semenjak kecil. Sejumlah lagu pertamanya dibentuk dikala ia masih berusia 17 tahun. Ia andal memainkan banyak sekali instrumen, menyerupai gitar, akordeon, flute, saxophone, clarinet, dan piano. Ia juga dikenal sebagai penyanyi musik hiburan dan keroncong.
Orkes Studio PPRK
Seperti umumnya para pemusik pada zamannya, ia banyak berkecimpung di dunia musik hiburan melalui studio radio dan tempat-tempat hajatan musik umum. Ia bergabung dengan Muziek Verenenging Lief Java dan Hawaiian Band The Sweet Java Inlanders. Ismail Marzuki dikenal aktif di radio NIROM, BRV, VORO, dan Perserikatan Perhimpunan Radio Ketimuran (PPRK).
Bersama tokoh-tokoh musik keroncong, menyerupai M. Sagi, M. Sardi (ayah Idris Sardi), Soetodjo, danKoesbini, ia mendirikan orkes studio PPRK yang terutama memainkan lagu-lagu Indonesia terkenal dan musik keroncong.
Pelopor Bintang Radio
Pada masa pendudukan Jepang, Ismail Marzuki juga aktif sebagai pemusik di Orkes Radio Hosso Kanri Kyeku bersama para pemusik sezamannya, menyerupai Koesbini, Binsar Sitompul, Amir Pasaribu, dan Soedharnoto. Bersama mereka, Ismail Marzuki menjadi salah seorang pencetus terbentuknya Orkes Studio Jakarta dan lomba musik vokal nasional Bintang Radio pasca–Proklamasi Kemerdekaan RI.
Foto: Ismail Marzuki |
Seniman Pejuang
Seperti pemusik pada zamannya, semangat kebangsaan Ismail Marzuki untuk usaha kemerdekaan melawan penjajahan juga sangat besar. Ia juga dikenal sebagai "Seniman Pejuang" yang banyak membuat lagulagu usaha dan cinta tanah air.
Di antara lagu-lagunya yang telah menjadi ikon lagu-lagu perjuangan, antara lain Hallo Hallo Bandung, Kopral Jono, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutera, Sapu Tangan dari Bandung Selatan, Melati di Tapal Batas, Selamat Jalan Pahlawan Muda, Juwita Malam, Gugur Bunga di Taman Bhakti, Nyiur Melambai, Tanah Pusaka, dan Rayuan Pulau Kelapa.
Pelopor Musik Modern
Lagu-lagu Ismail Marzuki telah mengilhami arah lagu dan selera penciptaan lagu-lagu musik radio dan khazanah terkenal Indonesia hingga tahun 1980-an. Ismail Marzuki telah menempatkan dirinya sebagai salah seorang pencetus dalam perkembangan musik modern di Indonesia.
Sebelum meninggal pada 25 Mei 1958, di tahun 1957 ia membuat karyanya yang terakhir, Inilah Bahagianya. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, pada tahun 1968 pemerintah DKI Jakarta mengabadikan namanya untuk sebuah sentra kesenian Jakarta yang dikenal dengan nama Taman Ismail Mazuki (TIM).
Sumber: Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar Jilid 5: 3
Baca juga: Langkah-langkah Membuat Puisi Sumber https://www.berpendidikan.com
Post a Comment for "Biografi Ismail Marzuki"