Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Dan Pengukuran Data Antropometrik

Baiklah teman dekat, kali ini kita akan mengulas mengenai Pengertian, Pengukuran dan Data Antropometrik. Data antropometrik ini terdiri dari Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Rasio Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB), Lingkar Lengan Atas (LILA), Tebal Lipatan Kulit (TLK; skinfold thickness), Lingkaran Kepala, Lingkaran Dada dan Lingkaran Perut. Langsung saja kita akan masuk ke topik pembahasan kita.

Note : untuk tabel antropometri lengkap sanggup download disini

Sebelum kita mengukur nilai antropometri, pertama kita harus mengetahui definisi dari antropometri itu sendiri. Antropometri ialah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi tubuh insan (ukuran, berat, volume, dan lain-lain). Antropometri ini biasanya dilakukan pada anak-anak.

 Rasio Berat Badan Menurut Tinggi Badan  Pengertian dan Pengukuran Data Antropometrik


A. Berat Badan (BB)

Berat tubuh ialah parameter pertumbuhan paling sederhana, simpel diukur, pengukuran ulangnya juga gampang, dan sanggup sebagai indeks status nutrisi sesaat. Beberapa keadaan sakit pada anak sanggup mensugesti berat badan, misalnya jikalau ada edema, organomegali, hidrosefalus, dan sebagainya. Jika terdapat keadaan ibarat itu, maka indeks antropometri dengan memakai berat tubuh tidak sanggup digunakan untuk menilai status nutrisi. Untuk penilaian diharapkan data antropometrik lainnya yaitu masakan ringan anggun yang tepat, jenis kelabuin, dan pola standar. Hasil pengukuran berat tubuh dipetakan pada kurva standar berat badan/umur (BB/U) dan berat badan/tinggi tubuh (BB/TB).

download tabel antropometri disini

Interpretasi:
BB/U dibandingkan pola standar, ditetapkan dalam persentase
  • >120% disebut gizi lebih
  • 80-120% disebut gizi baik
  • 60-80% tanpa edema: gizi jelek ; dengan edema : gizi jelek (kwasiorkor)
  • <60% gizi buruk, tanpa edema (marasmus); dengan edema (marasmus-kwasiorkor)

Perubahan berat tubuh (berkurang atau bertambah perlu menerima perhatian, alasannya ialah petunjuk adanya duduk kasus nutrisi akut. Kehilangan berat tubuh sanggup dihitung berdasarkan rumus (BB dikala ini / BB tiruanla) x 100%. Interpretasinya:
  • 85-95% : kehilangan BB enteng (5-15%)
  • 75-84% : kehilangan BB sedang (16-25%)
  • <75% : kehilangan BB berat (>25%)


B. Tinggi Badan (TB)

Tinggi tubuh anak harus diukur pada tiap kunjungan. Pengukuran tinggi tubuh ialah sederhana, gampang, dan apabila dikaitkan dengan hasil pengukuran berat tubuh akan mempersembahkan isu yang memiliki makna wacana status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak.

Sama ibarat pengukuran berat tubuh pengukuran tinggi tubuh juga membutuhkan isu terkena umur yang tepat, jenis kelabuin, dan baku yang diacu. Tinggi tubuh dipetakan pada kurva tinggi tubuh atau dihitung berdasarkan standar baku dan ditetapkan dalam persen.

Interpretasi
(1) TB/U pada kurva
  • <sentil 5 : defisit berat
  • Sentil 5-10 : perlu penilaian untuk membedakan apakah perawakan pendek tanggapan defisiensi nutrisi kronik atau konstitusional

(2) TB/U dibandingkan standar baku (%)
  • 90-110% : baik/normal
  • 70-89% : tinggi kurang
  • <70% : tinggi sangat kurang


C. Rasio Berat Badan berdasarkan Tinggi Badan (BB/TB)

Rasio BB/TB bila dikombinasikan dengan berat tubuh berdasarkan umur dan tinggi tubuh berdasarkan umur sangat penting dan lebih akurat dalam penilaian status nutrisi alasannya ia akan mempersembahkan citra proporsi tubuh serta sanggup membedakan antara wasting dan sunting atau perawakan pendek. Indeks ini digunakan pada anak wanita spesialuntuk hingga tinggi tubuh 138 cm, dan pada anak lelaki hingga tinggi tubuh 145 cm. Sesudah itu rasio BB/TB tidak begitu banyak artinya, kena adanya percepatan tumbuh (growth spurt). Keuntungan indeks ini ialah tidak diperlukannya faktor umur, yang sering kali tidak diketahui secara tepat.

BB/TB ditetapkan dalam persentase dari BB standar yang sesuai dengan TB terukur individu tersebut. Teknik perhitungannya adalah:

BB/TB (%) = (BB terukur dikala itu)/(BB standar sesuai untuk TB terukur) x 100%
 Interpretasi:
(1) Penilaian status gizi berdasarkan persentase TB/BB
  • >120% : obesitas
  • 110-120% : overweight
  • 90-110% : normal
  • 70-90% : gizi kurang
  • 70% : gizi baik


D. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pada anak berumur 1-5 tahun, LILA saja sudah sanggup mengatakan status gizi.
Interpretasinya:
  • <12,5 cm : gizi buruk
  • 12,5 – 13,5 cm : gizi kurang
  • >13,5 cm gizi baik

Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LILA/TB
Interpretasi:
  • >85% : gizi baik (normal)
  • 80-85% : borderline / kurang kalori protein (KKP) I
  • 75-80% : gizi kurang / KKP II
  • <75% : gizi jelek / KKP II


E. Tebal Lipatan Kulit (TKL; skinfold thickness)

Hampir 50% lemak tubuh berada di jaenteng subkutan hingga dengan mengukur lapisan lemak dengan investigasi TLK sanggup diperkirakan jumlah lemak total dalam tubuh. Hasilnya sanggup mengatakan status gizi dan komposisi tubuh, serta cadangan energi. Bila dikaitkan dengan indeks BB/TB, ia sanggup memilih malnutrisi kronik. LILA yang dikaitkan dengan nilai (TLK)-triseps, sanggup digunakan menghitung massa otot.

F. Lingkaran kepala, bundar dada, dan bundar perut

Lingkaran kepala dipengaruhi oleh status gizi pada anak hingga usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang sanggup memengaruhi pertumbuhan otak; pengukuran bersiklus lebih memdiberi makna daripada pengukuran sewaktu. Hasil pengukuran dipetakan dalam grafik standar.

Interpretasi:
  • Lingkaran kepala <sentil ke-5 atau <-2SB mengatakan adanya mikrosefalia, dan kemungkinan malnutrisi kronik pada masa intrauterin atau masa bayi/anak dini.
  • Lingkaran kepala >sentil ke-95 atau >+2SB mengatakan adanya makrosefali.


Lingkaran dada diperiksa pada bayi gres lahir serta setiap kunjungan hingga usia 2 tahun. Pada bayi gres lahir bundar dada 2 cm lebih kecil dari bundar kepala, kemudian berangsur sama atau sedikit lebih besar dari bundar kepala sehabis usia 2 tahun. Lingkaran dada diukur dengan pita pengukur, melingkari tubuh setinggi puting susu.

Lingkaran perut diukur bila terdapat asites untuk menilai progresivitasnya. Lingkaran perut diukur pada posisi duduk atau berdiri, kecuali jikalau pasien sakit berat atau bayi maka boleh dalam posisi pulas. Pengukuran dilakukan pada bundar perut terbesar, pada umumnya melalui umbilikus.


Baiklah teman dekat, inilah postingan kita kali ini terkena Pengertian, Pengukuran dan Data Antropometrik. Semoga bermanfaa bagi kawan-kawan tiruana. J

Sumber https://www.softilmu.com

Post a Comment for "Pengertian Dan Pengukuran Data Antropometrik"