Peristiwa Rengasdengklok Secara Singkat
Peristiwa sekitar proklamasi yang paling penting yakni insiden Rengasdengklok. Bagaimana bahwasanya insiden Rengasdengklok tersebut? Apa yang melatarbelakangi insiden Rengasdengklok? Mengapa terjadi insiden Rengasdengklok?
Pada pembahasan ini akan dibawas ihwal insiden Rengasdengklok secara singkat, insiden Rengasdengklok secara lengkap, insiden sekitar proklamasi, dan makna insiden Rengasdengklok.
Golongan muda menginginkan biar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Sedangkan golongan renta menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI.
Golongan muda lalu mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di
Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB.
Segala ikatan, korelasi dan kesepakatan kemerdekaan harus diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan negosiasi dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta biar kelompok perjaka diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.
Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili kelompok muda mendesak Soekarno biar bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang.
Ternyata perjuangan tersebut gagal. Soekarno tetap tidak mau memproklamasikan kemerdekaan.
Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk tidak memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan muda berpikir bahwa golongan renta menerima imbas dari Jepang.
Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945.
Mereka membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta harus diamankan dari imbas Jepang.
Tujuan para perjaka mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok antara lain:
a. biar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b. mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak sanggup ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, di antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada malam harinya ke garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak sebelah Utara Karawang.
Pemilihan Rengasdengklok sebagai kawasan pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat korelasi dekat semenjak keduanya melaksanakan latihan bersama.
Secara geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil, sehingga sanggup dilakukan deteksi dengan gampang setiap gerakan tentara Jepang yang menuju Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa Tengah.
Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan renta merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan biar proklamasi kemerdekaan sanggup dilaksanakan secepat mungkin.
Untuk tercapainya maksud tersebut, Soekarno Hatta harus segera dibawa ke Jakarta. Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok.
Rombongan tersebut datang di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam insiden kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta, alasannya yakni bisa meyakinkan para perjaka bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Pada pembahasan ini akan dibawas ihwal insiden Rengasdengklok secara singkat, insiden Rengasdengklok secara lengkap, insiden sekitar proklamasi, dan makna insiden Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok secara lengkap
Adanya kekosongan kekuasaan menimbulkan munculnya konflik antara golongan muda dan golongan renta mengenai duduk kasus kemerdekaan Indonesia.Golongan muda menginginkan biar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Sedangkan golongan renta menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI.
Golongan muda lalu mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di
Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB.
Tuntutan golongan muda
Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia yakni hal dan soal rakyat Indonesia sendiri, tidak sanggup digantungkan kepada bangsa lain.Segala ikatan, korelasi dan kesepakatan kemerdekaan harus diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan negosiasi dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta biar kelompok perjaka diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.
Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili kelompok muda mendesak Soekarno biar bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang.
Ternyata perjuangan tersebut gagal. Soekarno tetap tidak mau memproklamasikan kemerdekaan.
Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk tidak memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan muda berpikir bahwa golongan renta menerima imbas dari Jepang.
Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945.
Mereka membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta harus diamankan dari imbas Jepang.
Tujuan para perjaka mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok antara lain:
a. biar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b. mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak sanggup ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, di antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada malam harinya ke garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak sebelah Utara Karawang.
Gambar: Foto tokoh muda dan renta dalam insiden Rengasdengklok |
Pemilihan Rengasdengklok sebagai kawasan pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat korelasi dekat semenjak keduanya melaksanakan latihan bersama.
Secara geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil, sehingga sanggup dilakukan deteksi dengan gampang setiap gerakan tentara Jepang yang menuju Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa Tengah.
Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan renta merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan biar proklamasi kemerdekaan sanggup dilaksanakan secepat mungkin.
Untuk tercapainya maksud tersebut, Soekarno Hatta harus segera dibawa ke Jakarta. Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok.
Rombongan tersebut datang di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam insiden kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta, alasannya yakni bisa meyakinkan para perjaka bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Post a Comment for "Peristiwa Rengasdengklok Secara Singkat"