Peran Indonesia Dalam Organisasi Asean
Pembahasan kali ini ialah ihwal tugas Indonesia di ASEAN, apa saja tugas Indonesia dalam anggota ASEAN?
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas ihwal latar belakang berdirinya ASEAN dan tujuan ASEAN kemudian pembahasan ini ialah untuk melengkapi pembahasan tersebut.
a. Sejak KTT ASEAN I tahun 1976 di Bali, Indonesia dijadikan sekretariat ASEAN yang berkedudukan di Jakarta.
Bahkan, sekretaris jenderal ASEAN yang pertama dijabat Letjen H.R. Dharsono dari Indonesia. Selanjutnya, Indonesia menjadi inisiator dan motor pencetus jalannya roda organisasi ASEAN dalam banyak sekali even dan bidang.
b. Indonesia mengusulkan konsep ASEAN Community yang disepakati menjadi keputusan KTT ASEAN ke-9 di Bali (Bali Concord II).
ASEAN Community mencakup tiga pilar, yaitu ASEAN Security Community, ASEAN Socio-Cultural Community, dan ASEAN Economic Community.
c. Saat Indonesia menjadi ketua ASEAN Standing Committee (ESC) tahun 2003–2004, Indonesia telah menyelenggarakan dan mengetuai rangkaian Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM), Past Ministerial Conference (PMC), dan ASEAN Regional Forum (ARF) tanggal 29 Juni–2 Juli 2004.
Pembahasan dititikberatkan untuk menindaklanjuti hasil KTT ASEAN ke-9 di Bali, yaitu mengenai ASEAN Security Community Plan of Action dan ASEAN Socio-Cultural Community Plan of Action.
d. Pada bulan Maret 2004 Indonesia menyelenggarakan Bali Regional Ministerial Meeting on Counter Terrorism yang menghasilkan The Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC).
e. Dalam upaya menanggulangi kejahatan lintas negara (Transnational Crime), Indonesia menyelenggarakan Workshop on Combating Terrorism dan The Police Expo 2003 di Jakarta pada bulan Januari 2003.
Pada dikala itu, Indonesia mengusulkan ASEAN Collaboration on Post Terrorist Attack guna membentuk suatu jaringan negara-negara ASEAN dalam menghadapi situasi pascaserangan teroris.
f. Untuk menanggulangi munculnya wabah Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS), para pemimpin ASEAN menyelenggarakan Special ASEAN Leaders Meeting on Sars di Bangkok pada tahun 2003.
Indonesia sendiri menjadi koordinator Discase Surveillance Net yang berfungsi sebagai sarana tukar-menukar gosip mengenai wabah SARS.
g. Pada tahun 2003 Indonesia menjadi ketua ASEAN Regional Forum (ARF) dan tuan rumah Pertemuan Tingkat Menlu ARF ke-11 bulan Juli 2004.
Pertemuan ini menghasilkan 11th ARF Chairman’s Statement yang berisi masalah-masalah Semenanjung Korea, Myanmar, Irak, Nonnuclear Proliferation Treaty, dan dilema pembunuhan sandera sipil di Irak.
h. Pada tanggal 6 Januari 2005 Indonesia menjadi tuan rumah Special ASEAN Leaders Meeting on Aftermath of Earthquakes and Tsunami atau Konferensi Khusus Para Pemimpin ASEAN Pasca-Gempa Bumi dan Tsunami. Konferensi ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB, Koffi Annan.
Setelah menghasilkan deklarasi KTT pengaruh tsunami, hasil-hasil konferensi ini ditindaklanjuti sepuluh negara ASEAN dengan membentuk ASEAN Humanitarian Rapid Response Capacity, yaitu prosedur (bantuan) tanggap darurat di bidang kemanusiaan.
Pertemuan yang diadakan di Jakarta pada tanggal 18–19 Januari 2005 itu juga membahas pembentukan prosedur pencegahan serta pengurangan tragedi melalui stand by arrangement, yaitu kesiapan penggunaan personel militer dan sipil dalam operasi darurat.
Demikianlah, bermacam-macam tugas telah dijalankan oleh Indonesia dalam melakukan politik luar negerinya. Dalam ASEAN tugas itu terlihat sangat menonjol.
Selain faktor besarnya jumlah sumber daya insan dan luasnya wilayah Indonesia, hal itu juga disebabkan strategisnya posisi serta letak Kepulauan Indonesia.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas ihwal latar belakang berdirinya ASEAN dan tujuan ASEAN kemudian pembahasan ini ialah untuk melengkapi pembahasan tersebut.
Peran Indonesia dalam Anggota ASEAN
Indonesia sendiri terlibat aktif semenjak pendirian ASEAN sampai pengembangannya pada masa kini. Peran itu terlihat pada beberapa fakta berikut ini.a. Sejak KTT ASEAN I tahun 1976 di Bali, Indonesia dijadikan sekretariat ASEAN yang berkedudukan di Jakarta.
Bahkan, sekretaris jenderal ASEAN yang pertama dijabat Letjen H.R. Dharsono dari Indonesia. Selanjutnya, Indonesia menjadi inisiator dan motor pencetus jalannya roda organisasi ASEAN dalam banyak sekali even dan bidang.
b. Indonesia mengusulkan konsep ASEAN Community yang disepakati menjadi keputusan KTT ASEAN ke-9 di Bali (Bali Concord II).
ASEAN Community mencakup tiga pilar, yaitu ASEAN Security Community, ASEAN Socio-Cultural Community, dan ASEAN Economic Community.
ASEAN |
Pembahasan dititikberatkan untuk menindaklanjuti hasil KTT ASEAN ke-9 di Bali, yaitu mengenai ASEAN Security Community Plan of Action dan ASEAN Socio-Cultural Community Plan of Action.
d. Pada bulan Maret 2004 Indonesia menyelenggarakan Bali Regional Ministerial Meeting on Counter Terrorism yang menghasilkan The Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC).
e. Dalam upaya menanggulangi kejahatan lintas negara (Transnational Crime), Indonesia menyelenggarakan Workshop on Combating Terrorism dan The Police Expo 2003 di Jakarta pada bulan Januari 2003.
Pada dikala itu, Indonesia mengusulkan ASEAN Collaboration on Post Terrorist Attack guna membentuk suatu jaringan negara-negara ASEAN dalam menghadapi situasi pascaserangan teroris.
f. Untuk menanggulangi munculnya wabah Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS), para pemimpin ASEAN menyelenggarakan Special ASEAN Leaders Meeting on Sars di Bangkok pada tahun 2003.
Indonesia sendiri menjadi koordinator Discase Surveillance Net yang berfungsi sebagai sarana tukar-menukar gosip mengenai wabah SARS.
g. Pada tahun 2003 Indonesia menjadi ketua ASEAN Regional Forum (ARF) dan tuan rumah Pertemuan Tingkat Menlu ARF ke-11 bulan Juli 2004.
Pertemuan ini menghasilkan 11th ARF Chairman’s Statement yang berisi masalah-masalah Semenanjung Korea, Myanmar, Irak, Nonnuclear Proliferation Treaty, dan dilema pembunuhan sandera sipil di Irak.
h. Pada tanggal 6 Januari 2005 Indonesia menjadi tuan rumah Special ASEAN Leaders Meeting on Aftermath of Earthquakes and Tsunami atau Konferensi Khusus Para Pemimpin ASEAN Pasca-Gempa Bumi dan Tsunami. Konferensi ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB, Koffi Annan.
Setelah menghasilkan deklarasi KTT pengaruh tsunami, hasil-hasil konferensi ini ditindaklanjuti sepuluh negara ASEAN dengan membentuk ASEAN Humanitarian Rapid Response Capacity, yaitu prosedur (bantuan) tanggap darurat di bidang kemanusiaan.
Pertemuan yang diadakan di Jakarta pada tanggal 18–19 Januari 2005 itu juga membahas pembentukan prosedur pencegahan serta pengurangan tragedi melalui stand by arrangement, yaitu kesiapan penggunaan personel militer dan sipil dalam operasi darurat.
Demikianlah, bermacam-macam tugas telah dijalankan oleh Indonesia dalam melakukan politik luar negerinya. Dalam ASEAN tugas itu terlihat sangat menonjol.
Selain faktor besarnya jumlah sumber daya insan dan luasnya wilayah Indonesia, hal itu juga disebabkan strategisnya posisi serta letak Kepulauan Indonesia.
Post a Comment for "Peran Indonesia Dalam Organisasi Asean"