Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengaruh Konflik Indonesia Belanda Terhadap Keberadaan Nkri

Saat ini kami akan menjelaskan wacana imbas Konflik Indonesia belanda, imbas konflik indonesia belanda terhadap terhadap NKRI, serta wacana faktor penyebab konflik indonesia belanda dan peran dunia dalam penyelesaian konflik indonesia belanda.

Pengaruh Konflik Indonesia-Belanda terhadap (NKRI) Negara Kesatuan Republik Indonesia

Serangkaian teror terhadap para pemimpin menyebabkan pindahnya ibu kota negara dari Jakarta ke Yogyakarta tanggal 4 Januari 1946.

Menurut Ali Sastroamidjojo dalam pidato radionya tanggal 7 Januari 1946, perpindahan ini memiliki dua alasan yaitu tidak amannya Kota Jakarta dan impian untuk menyempurnakan organisasi pemerintahan dalam negeri.

Dengan dua alasan itulah presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta, sementara Perdana Menteri Sjahrir tetap tinggal di Jakarta.

Perpindahan ibu kota ini hanyalah sebuah pola kecil imbas konflik antara Indonesia dan Belanda. Masih banyak sikap dan kebijakan Belanda yang memorak-porandakan kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Salah satu pola kebijakan yang memiliki imbas besar terhadap NKRI berasal dari pandangan gres Van Mook.
Saat ini kami akan menjelaskan wacana imbas  Pengaruh Konflik Indonesia Belanda Terhadap Keberadaan NKRI
Konflik Indonesia - Belanda

Ide itu memunculkan tiga problem sekaligus, yaitu wilayah teritorial Republik Indonesia menyempit, berlakunya sistem negara federal, dan terganggunya persatuan Indonesia alasannya yakni munculnya negara-negara bagian.

Setelah berkali-kali mengalami kebuntuan, alhasil Indonesia-Belanda berunding pada tanggal 10 November 1946.

Dalam Perundingan Linggajati (dalam banyak sekali sumber disebut Linggarjati) antara Sutan Sjahrir (ketua delegasi Indonesia) dan Schermerhorn (ketua delegasi Belanda) dicapai beberapa keputusan.

a. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia atas wilayah Jawa, Sumatra, dan Madura. Belanda harus sudah meninggalkan daerah republik paling lambat tanggal 1 Januari 1949.

b. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya yakni Republik Indonesia.

c. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Coba amati peta wilayah Indonesia sehabis negosiasi tersebut. Kontan saja, sehabis naskah negosiasi itu diratifikasi tanggal 15 November 1945 oleh kedua belah pihak, reaksi keras muncul dari banyak sekali elemen usaha baik yang pro, menyerupai PKI, Parkindo, dan Partai Kristen maupun yang kontra menyerupai Masyumi dan PNI.

Meskipun menerima reaksi keras dari banyak sekali organisasi perjuangan, pemerintah dan KNIP tetap mendapatkan keputusan negosiasi itu.

Naskah negosiasi yang bagi Sjahrir merupakan kerikil loncatan untuk memperbaiki kedudukan politik itu, ditafsirkan secara sepihak oleh Belanda.

Secara membabi buta, Belanda membombardir daerah de facto yang menjadi kekuasaan Republik Indonesia. Agresi Militer I pun dijalankan tanggal 21 Juli 1947.

Ironisnya, Republik tidak runtuh bahkan sebaliknya simpati dan santunan internasional mengalir ke pihak Indonesia serta kutukan pun diterima oleh Belanda.

Akibat konflik dengan Belanda, wilayah teritorial Republik Indonesia mengalami penyempitan. Negara Republik Indonesia tinggal Jawa, Madura, dan Sumatra.

Setelah berhasil mempersempit teritorial Republik Indonesia, Van Mook memiliki keleluasaan memecah-belah persatuan Indonesia.

Ia mulai mendirikan negara-negara bagian. Sebagai tindak lanjut dari keputusan Konferensi Malino, sasaran pertama pembentukan negara penggalan yakni daerah-daerah di daerah Indonesia penggalan timur.
Sumber https://www.berpendidikan.com

Post a Comment for "Pengaruh Konflik Indonesia Belanda Terhadap Keberadaan Nkri"