Contoh Cara Menciptakan Atau Menulis Naskah Drama Satu Babak Sesuai Kaidah Penulisan Naskah Drama
Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan secara lengkap perihal cara menciptakan naskah drama, cara menulis naskah darama, teladan naskah drama singkat, teladan naskah drama satu babak, kaidah penulisan naskah drama.
Pada pembelajaran terdahulu, kita pernah mempelajari penulisan naskah drama menurut keaslian ide. Selain sanggup menulis drama menurut ide-ide dan gagasan sendiri, kalian juga harus sanggup menuliskan naskah tersebut dengan kaidah penulisan drama yang benar.
Ciri khas suatu drama ialah dalam naskah itu berbentuk cakapan atau dialog. Dalam menyusun obrolan ini, pengarang haru benar-benar memerhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh-tokoh tersebut harus mempunyai watak.
Pelukisan moral pemain sanggup pribadi pada obrolan yang mewujudkan moral dan perkembangan lakon, tetapi banyak juga dijumpai dalam catatan samping. Suara yang terdengar dalam obrolan tokoh juga bekerjasama dengan moral lakon.
Tokoh yang berwatak damai bijaksana biasanya memakai bunyi yang bernada rendah, kurang bertekanan, dan halus. Watak suatu tokoh juga akan dimengerti dari percakapan antarpemainnya.
Watak tokoh juga sanggup dilihat dari sikap dalam drama. Misalnya penampilan seorang pegawai bank akan berbeda dari penampilan seorang makelar, kendatipun keadaan sosial ekonominya sama. Penampilan orang kaya tentu berbeda dengan orang miskin, sikap orang yang pemarah tentu berbeda dengan orang penyabar, dan sebagainya.
Setting: ruang OSIS
Pelaku: Anita, Ratna, dan Fajar
Saat itu pagi hari. Anita dan Ratna tengah membahas duduk perkara Tio dan Bima yang sudah beberapa hari tidak masuk sekolah. Tiba-tiba Fajar masuk dengan terengah-engah.
Anita : “Sudah berapa usang Tio dan Bima tidak masuk sekolah?”
Ratna : “Tio sudah empat hari dan Bima tiga hari,”
Fajar : “An, gawat!”
Anita : “Ada apa, Jar?”
Fajar : “Tio dan Bima masuk rumah sakit,”
Ratna : “Mereka sakit apa, Jar?”
Fajar : “Mereka terkena demam berdarah.”
Anita : “Wah, ini bahaya. Kita harus segera bertindak,”
Ratna : “Apa maksudmu, An?”
Anita : “Kita tahu bahwa virus demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini menggigit pada siang hari. Padahal, dari pagi hingga sore hari, Tio dan Bima berada di sekolah. Kemungkinan besar, mereka digigit waktu di sekolah.”
Fajar : “Ya, benar, An. Coba kita lihat, di samping sekolah kita ialah TPA (Tempat Pembuangan Sampah). Di sana banyak kaleng bekas yang mungkin ada airnya. Lalu, di depan sekolah kita, air di selokan selalu menggenang. Di tempat-tempat itulah Aedes aegypti berkembang biak.”
Ratna : “Iya. Lalu apa yang sanggup kita lakukan?”
Anita : “Kita akan bekerja bakti membersihkan lingkungan. Kita akan menguras kolam mandi, mengubur kaleng-kaleng bekas, menutup daerah air, membersihkan selokan, dan lain-lain.”
Ratna : “Ya, ini salah satu cara mencegah supaya teman-teman kita terhindar dari deman berdarah.”
Anita : “Baiklah. Sekarang saya akan membicarakan rencana ini ke pembina OSIS.”
1. Penulisan obrolan harus diawali dengan nama tokoh yang mengungkapkan dialog.
2. Penggunaan tanda baca titik dua untuk mengungkapkan obrolan tokoh.
3. Petunjuk lakuan dituliskan dengan tanda kurung atau diletakkan sebagai paragraf tersendiri.
4. Penulisan perpindahan babak, adegan, atau setting drama ditulis tersendiri atau tidak digandeng dengan obrolan tokoh.
5. Pada awal kisahan biasanya disertakan prolog sebagai pengantar dongeng dan penutup sebagai penutup cerita.
Baca juga: Contoh Kalimat Persetujuan Sumber https://www.berpendidikan.com
Pada pembelajaran terdahulu, kita pernah mempelajari penulisan naskah drama menurut keaslian ide. Selain sanggup menulis drama menurut ide-ide dan gagasan sendiri, kalian juga harus sanggup menuliskan naskah tersebut dengan kaidah penulisan drama yang benar.
Ciri khas suatu drama ialah dalam naskah itu berbentuk cakapan atau dialog. Dalam menyusun obrolan ini, pengarang haru benar-benar memerhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh-tokoh tersebut harus mempunyai watak.
Pelukisan moral pemain sanggup pribadi pada obrolan yang mewujudkan moral dan perkembangan lakon, tetapi banyak juga dijumpai dalam catatan samping. Suara yang terdengar dalam obrolan tokoh juga bekerjasama dengan moral lakon.
Tokoh yang berwatak damai bijaksana biasanya memakai bunyi yang bernada rendah, kurang bertekanan, dan halus. Watak suatu tokoh juga akan dimengerti dari percakapan antarpemainnya.
Watak tokoh juga sanggup dilihat dari sikap dalam drama. Misalnya penampilan seorang pegawai bank akan berbeda dari penampilan seorang makelar, kendatipun keadaan sosial ekonominya sama. Penampilan orang kaya tentu berbeda dengan orang miskin, sikap orang yang pemarah tentu berbeda dengan orang penyabar, dan sebagainya.
Contoh Ilustrasi Cerita Drama
Perhatikanlah ilustrasi dongeng dan teladan naskah drama berikut.Cerita: Anita ingin mengajak teman-temannya untuk bekerja bakti membersihkan lingkungan. Rencana ini disampaikan sehabis ia mendengar isu dari Fajar bahwa Tio anak kelas VIIB dan Bima anak VIIIC menderita penyakit demam berdarah. Nyamuk yang berbagi virus demam berdarah menggigit pada siang hari. Padahal, dari pagi hingga sore hari mereka berada di sekolah. Ini berarti, di sekolah terdapat nyamuk penyebar virus deman berdarah, Aedes aegypti. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sampah kaleng yang berada di bersahabat sekolah dan air selokan yang menggenang di depan sekolah.
Contoh Naskah Drama Satu Babak
Pengembangan naskah drama dari dongeng di atas ialah berikut. Mari Bersihkan Lingkungan
Pelaku: Anita, Ratna, dan Fajar
Saat itu pagi hari. Anita dan Ratna tengah membahas duduk perkara Tio dan Bima yang sudah beberapa hari tidak masuk sekolah. Tiba-tiba Fajar masuk dengan terengah-engah.
Drama |
Ratna : “Tio sudah empat hari dan Bima tiga hari,”
Fajar : “An, gawat!”
Anita : “Ada apa, Jar?”
Fajar : “Tio dan Bima masuk rumah sakit,”
Ratna : “Mereka sakit apa, Jar?”
Fajar : “Mereka terkena demam berdarah.”
Anita : “Wah, ini bahaya. Kita harus segera bertindak,”
Ratna : “Apa maksudmu, An?”
Anita : “Kita tahu bahwa virus demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini menggigit pada siang hari. Padahal, dari pagi hingga sore hari, Tio dan Bima berada di sekolah. Kemungkinan besar, mereka digigit waktu di sekolah.”
Fajar : “Ya, benar, An. Coba kita lihat, di samping sekolah kita ialah TPA (Tempat Pembuangan Sampah). Di sana banyak kaleng bekas yang mungkin ada airnya. Lalu, di depan sekolah kita, air di selokan selalu menggenang. Di tempat-tempat itulah Aedes aegypti berkembang biak.”
Ratna : “Iya. Lalu apa yang sanggup kita lakukan?”
Anita : “Kita akan bekerja bakti membersihkan lingkungan. Kita akan menguras kolam mandi, mengubur kaleng-kaleng bekas, menutup daerah air, membersihkan selokan, dan lain-lain.”
Ratna : “Ya, ini salah satu cara mencegah supaya teman-teman kita terhindar dari deman berdarah.”
Anita : “Baiklah. Sekarang saya akan membicarakan rencana ini ke pembina OSIS.”
***
Kaidah Penulisan Naskah Drama
Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan berkenaan dengankaidah penulisan naskah drama yaitu berikut.1. Penulisan obrolan harus diawali dengan nama tokoh yang mengungkapkan dialog.
2. Penggunaan tanda baca titik dua untuk mengungkapkan obrolan tokoh.
3. Petunjuk lakuan dituliskan dengan tanda kurung atau diletakkan sebagai paragraf tersendiri.
4. Penulisan perpindahan babak, adegan, atau setting drama ditulis tersendiri atau tidak digandeng dengan obrolan tokoh.
5. Pada awal kisahan biasanya disertakan prolog sebagai pengantar dongeng dan penutup sebagai penutup cerita.
Baca juga: Contoh Kalimat Persetujuan Sumber https://www.berpendidikan.com
Post a Comment for "Contoh Cara Menciptakan Atau Menulis Naskah Drama Satu Babak Sesuai Kaidah Penulisan Naskah Drama"