Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

7 Penyakit Pada Sistem Ekskresi Ginjal

Ada beberapa kelainan atau gangguan atau penyakit yang sanggup menghambat kinerja organ-organ ekskresi tersebut sehingga mengurangi tugas dan fungsinya.

Kelainan atau Penyakit pada Sistem Ekskresi Ginjal

Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi ginjal bermacam-macam, antara lain ialah sebagai berikut.

1. Albuminuria

Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapat albumin dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu tanda-tanda kerusakan alat filtrasi pada ginjal.

Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine.

Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi insan lantaran berfungsi untuk mencegah supaya cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyebab albuminuria di antaranya ialah kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.

2. Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin.

Hal ini disebabkan lantaran proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak bisa menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine.

Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik supaya penderitanya sanggup merasa nyaman dan sehat, serta sanggup mencegah terjadinya komplikasi.

Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus di antaranya adalah:

a) Periksakan ke dokter sesuai jadwal/secara rutin.

b) Minum obat sesuai petunjuk dokter.

c) Mengatur diet.

d) Olahraga secara teratur.

e) Melakukan investigasi laboratorium secara berkala.

3. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah suatu kelainan pada sistem ekskresi karena kekurangan hormon antidiuretik. Kelainan ini sanggup menyebabkan rasa haus yang berlebihan serta pengeluaran urine menjadi banyak dan sangat encer.

Diabetes insipidus terjadi akhir penurunan pembentukan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak.

Diabetes insipidus juga bisa terjadi jikalau kadar hormon antidiuretik normal, tetapi ginjal tidak memperlihatkan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik).

Penyebab lain terjadinya diabetes insipidus adalah:

a) Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akhir pembedahan.

b) Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak).

c) Tumor.

d) Sarkoidosis atau tuberkulosis.

e) Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak.

f) Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis.

g) Histiositosis X (penyakit Hand-Schüller-Christian).

Diabetes insipidus sanggup diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) sanggup diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal.

Tetapi harus hati-hati, lantaran jikalau terlalu banyak mengkonsumsi obat ini sanggup menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan, dan gangguan lainnya.

Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.

Diabetes insipidus juga sanggup dikendalikan oleh obatobatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, menyerupai klorpropamid, karbamazepin, klofibrat, dan banyak sekali diuretik (tiazid). Tetapi, obat-obat ini mustahil meringankan tanda-tanda secara total pada diabetes insipidus yang berat.

4. Nefritis

Nefritis adalah penyakit pada ginjal karena kerusakan pada glomerulus yang disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit ini sanggup menyebabkan uremia (urea dan asam urin masuk kembali ke darah) sehingga kemampuan peresapan air terganggu.

Akibatnya terjadi penimbunan air pada kaki atau sering disebut oedema (kaki penderita membengkak).

Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanakkanak dan cukup umur dibandingkan pada orang-orang setengah baya.

Penderita biasanya mengeluh ihwal rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak) pada kepingan muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual, dan muntah-muntah. Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh.

5. Batu Ginjal

Ada beberapa kelainan atau gangguan atau penyakit yang sanggup menghambat kinerja organ 7 Penyakit pada Sistem Ekskresi Ginjal
Batu Ginjal
Batu ginjal ialah penyakit yang terjadi lantaran adanya batu di dalam ginjal. Batu tersebut merupakan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat.

Terbentuknya kerikil bisa terjadi lantaran urine jenuh dengan garam-garam yang sanggup membentuk kerikil atau lantaran urine kekurangan penghambat pembentukan kerikil yang normal.

Sekitar 80% kerikil ginjal tersusun oleh kalsium. Ukuran kerikil bervariasi, mulai dari yang tidak sanggup dilihat dengan mata telanjang hingga yang sebesar 2,5 cm atau lebih.

Batu ini sanggup mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis. Batu kecil yang tidak menyebabkan tanda-tanda penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati.

Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika kerikil telah terbuang, tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.

Batu di dalam pelvis renalis atau kepingan ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL).

Pecahan kerikil selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah kerikil diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.

Batu kecil di dalam ureter kepingan bawah sanggup diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.

Batu asam urat, kadang akan larut secara sedikit demi sedikit pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memperlihatkan kalium sitrat). Tetapi, kerikil lainnya tidak sanggup diatasi dengan cara ini.

Batu asam urat yang lebih besar sanggup menyebabkan penyumbatan sehingga perlu diangkat melalui pembedahan.

6. Poliuria dan Oligouria

Poliuria adalah gangguan pada ginjal, dimana urine dikeluarkan sangat banyak dan encer. Sedangkan, oligouria ialah urine yang dihasilkan sangat sedikit.

7. Anuria

Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak sanggup menciptakan urine. Hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi tidak sanggup dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan.

Sebagai akhir terjadinya anuria, maka akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme badan yang seharusnya keluar bersama urine.

Keadaan inilah yang akan memperlihatkan citra klinis daripada anuria. Tindakan pencegahan anuria sangat penting untuk dilakukan.

Misalnya, pada keadaan yang memungkinkan terjadinya anuria tinggi, derma cairan untuk badan harus selalu diusahakan sebelum anuria terjadi.


Sumber https://www.berpendidikan.com

Post a Comment for "7 Penyakit Pada Sistem Ekskresi Ginjal"