Usaha Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Oleh Pemerintahan Di Sulawesi Selatan
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia oleh Pemerintahan di Sulawesi Selatan
Dengan ditawari posisi yang tinggi, dengan honor yang tinggi, dan tidak dianggap sebagai penjahat perang, Malewa mau melaksanakan apa pun perintah NICA.
Ia antara lain berpidato melalui radio Hilversum untuk membentuk opini dan mensugesti rakyat. Akibatnya, Malewa dicap sebagai pengkhianat yang terus diburu oleh rakyat.
Meskipun begitu, NICA pelan-pelan dapat menegakkan pemerintahannya di Sulawesi. Faktor yang mempermudah yakni tersedianya 49 kompi Belanda untuk daerah-daerah yang diduduki Australia, 2 divisi tentara Australia, 170.000 tentara Jepang, serta liciknya siasat politik yang mereka jalankan.
Panglima Tentara Australia Brigadir F.O. Chilton sendiri memihak NICA. Perjuangan untuk merebut kekuasaan dan pemerintahan pun dijalankan.
Kelompok bau tanah dan pemimpin politik bergerak di bidang politik, sementara para cowok berjuang di medan laga. Pada tanggal 28 Februari 1946 KNI mengajukan resolusi yang ditandatangani Lanto Daeng Pasewang (ketua) dan W.S.T Pondaag (penulis).
Isinya antara lain ”Kami tetap teguh menuntut legalisasi kemerdekaan yang lingkaran bagi negara kesatuan Indonesia, dan negara Sulawesi yakni sebagian yang dihentikan dipisah-pisahkan dengan tetap setia bangun di belakang pemerintah agung dari Republik Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno-Sjahrir.”
Gubernur Ratulangi sendiri mengusahakan simpati dunia internasional terhadap pergolakan di Sulawesi. Bersama sejumlah tokoh Sulawesi ia menciptakan pernyataan yaitu kawasan Sulawesi yakni bab yang tidak terpisah-pisahkan dari Republik Indonesia dan rakyat hanya mengakui pemerintahan republik yang diwakili oleh Gubernur Ratulangi.
Pernyataan ini dibawa oleh sebuah delegasi yang terdiri atas Lanto Daeng Pasewang, Pondaag, dan Z. Abidin untuk diberikan kepada panglima tentara Sekutu biar diteruskan kepada UNO.
Pernyataan tersebut kemudian dimuat di koran-koran Australia dan Amerika, sementara gubernur mengutus Mamesah untuk memberikan pernyataan itu kepada Perdana Menteri Sutan Sjahrir.
Itulah sekelumit deskripsi sejarah ihwal usaha pemerintah di banyak sekali kawasan dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kamu sekarang dapat mengetahui kondisi pemerintahan kita pada awal-awal kemerdekaan. Belum sempat menata struktur dan organisasi pemerintahan dari sentra sampai daerah, usaha harus dilalui untuk mempertahankan kemerdekaan yang terancam NICA.
Tidak mengherankan apabila beberapa gubernur yang diangkat oleh presiden pada masa awal kemerdekaan ini masih berkantor dan mengendalikan pemerintahannya dari Jawa terutama Yogyakarta.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Pemerintahan di Sulawesi Selatan
Upaya NICA untuk mencengkeram wilayah Sulawesi berhasil sesudah mereka membujuk Najamudin Daeng Malewa. Hal ini dilakukan sesudah membujuk Gubernur Ratulangi dan Tajudin Noor mengalami kegagalan.Dengan ditawari posisi yang tinggi, dengan honor yang tinggi, dan tidak dianggap sebagai penjahat perang, Malewa mau melaksanakan apa pun perintah NICA.
Ia antara lain berpidato melalui radio Hilversum untuk membentuk opini dan mensugesti rakyat. Akibatnya, Malewa dicap sebagai pengkhianat yang terus diburu oleh rakyat.
Meskipun begitu, NICA pelan-pelan dapat menegakkan pemerintahannya di Sulawesi. Faktor yang mempermudah yakni tersedianya 49 kompi Belanda untuk daerah-daerah yang diduduki Australia, 2 divisi tentara Australia, 170.000 tentara Jepang, serta liciknya siasat politik yang mereka jalankan.
Usaha Memperjuangkan Kemerdekaan |
Panglima Tentara Australia Brigadir F.O. Chilton sendiri memihak NICA. Perjuangan untuk merebut kekuasaan dan pemerintahan pun dijalankan.
Kelompok bau tanah dan pemimpin politik bergerak di bidang politik, sementara para cowok berjuang di medan laga. Pada tanggal 28 Februari 1946 KNI mengajukan resolusi yang ditandatangani Lanto Daeng Pasewang (ketua) dan W.S.T Pondaag (penulis).
Isinya antara lain ”Kami tetap teguh menuntut legalisasi kemerdekaan yang lingkaran bagi negara kesatuan Indonesia, dan negara Sulawesi yakni sebagian yang dihentikan dipisah-pisahkan dengan tetap setia bangun di belakang pemerintah agung dari Republik Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno-Sjahrir.”
Gubernur Ratulangi sendiri mengusahakan simpati dunia internasional terhadap pergolakan di Sulawesi. Bersama sejumlah tokoh Sulawesi ia menciptakan pernyataan yaitu kawasan Sulawesi yakni bab yang tidak terpisah-pisahkan dari Republik Indonesia dan rakyat hanya mengakui pemerintahan republik yang diwakili oleh Gubernur Ratulangi.
Pernyataan ini dibawa oleh sebuah delegasi yang terdiri atas Lanto Daeng Pasewang, Pondaag, dan Z. Abidin untuk diberikan kepada panglima tentara Sekutu biar diteruskan kepada UNO.
Pernyataan tersebut kemudian dimuat di koran-koran Australia dan Amerika, sementara gubernur mengutus Mamesah untuk memberikan pernyataan itu kepada Perdana Menteri Sutan Sjahrir.
Itulah sekelumit deskripsi sejarah ihwal usaha pemerintah di banyak sekali kawasan dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kamu sekarang dapat mengetahui kondisi pemerintahan kita pada awal-awal kemerdekaan. Belum sempat menata struktur dan organisasi pemerintahan dari sentra sampai daerah, usaha harus dilalui untuk mempertahankan kemerdekaan yang terancam NICA.
Tidak mengherankan apabila beberapa gubernur yang diangkat oleh presiden pada masa awal kemerdekaan ini masih berkantor dan mengendalikan pemerintahannya dari Jawa terutama Yogyakarta.
Post a Comment for "Usaha Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Oleh Pemerintahan Di Sulawesi Selatan"