Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Dan Pola Kisah Pendek (Singkat) Serta Relevansinya Dengan Situasi Sekarang

Pembahasan kali ini yaitu wacana pengertian dongeng, referensi dongeng pendek, referensi dongeng singkat, dongeng dongeng anak sebelum tidur, dongeng binatang, kumpulan dongeng anak penghantar tidur.

Pengertian Dongeng

Dongeng adalah dongeng wacana tokoh yang mengalami suka dan murung kehidupan. Banyak dongeng dongeng yang sanggup menunjukkan pelajaran yang baik untuk kehidupan kita.

Misalnya, pelajaran wacana kebaikan moral yang selalu menang dalam melawan kejahatan, pengorbanan seorang ibu, dan kecerdikan dalam menghadapi masalah. Banyak dongeng dongeng yang sanggup kita ambil manfaatnya, semoga kita selalu berhati-hati dalam perbuatan sehari-hari.

Contoh Dongeng Pendek

Perhatikan referensi berikut ini!

Kisah Skolong Pemuda Tampan

Tersebutlah seorang anak muda berjulukan Skolong Reba Todo. Karena nadar kedua orang tuanya, Skolong yang ganteng itu sudah direncanakan untuk dijodohkan dengan anak bibinya. Walaupun anak bibinya itu belum lahir, Skolong sudah disuruh ibunya untuk mulai tinggal bersama dengan bibinya.

Maksud ibunya, kelak kalau bibinya melahirkan anak gadis yang anggun maka gadis itu eksklusif akan dijodohkan dengan Skolong.

Skolong pun berangkat menuju ke rumah bibinya. Ia diterima oleh bibinya dengan ramah. Bibinya sangat senang sebab Skolong ganteng dan rajin. Skolong membantu mencarikan kayu api. Ia pun rajin bekerja di kebun bersama pamannya.

Waktu itu bibinya sedang hamil. Tentu saja Skolong berharap bibinya melahirkan seorang putri cantik. Tetapi keinginan tinggal harapan, tidak semua keinginan sesuai dengan kenyataan, ternyata, yang lahir bukanlah seorang putri cantik. 

Melainkan sebuah cue atau ubi hutan yang berbulu-bulu. Cue biasanya tumbuh begitu saja di hutan, tidak ditanam insan dan juga tidak dipelihara manusia.

Paman, Bibi, dan Skolong tentu sangat sedih. Mereka tak habis pikir atas kelahiran si Cue. Tapi bagaimanapun makhluk itu yaitu anak mereka. Mereka harus mendapatkan dengan ikhlas. Lebih-lebih si Cue sanggup bicara layaknya manusia.

Mereka berharap Skolong tetap bersedia mendapatkan Cue sebagai calon istrinya. Namun, perjaka itu tidak mau. Skolong pun berniat untuk kembali ke rumah ibunya.

"Kakak Skolong," kata Cue, "kalau kau kembali ke rumah ibumu, saya juga ikut."

"Adik Cue! Jangan ikut aku!" kata Skolong. "Walaupun kau larang saya tetap pergi bersamamu."

"Aku akan bunuh kau di jalan!" kata Skolong. "Walaupun saya dibunuh, saya tetap mengikutimu dan membantu ibumu," kata Cue.

"Ibuku tidak suka padamu sebab kau sebuah cue. Badanmu tidak berbentuk, kaki dan tanganmu tidak ada. "Bagaimana kau sanggup membantu ibuku? Lagi pula, badanmu kotor dan penuh bulu," demikian kata-kata Skolong.

Sambil berkata begitu, Skolong bersiap-siap untuk segera kembali ke rumah orang tuanya. Si Cue pun ikut berkemas-kemas. Si Cue tidak aib dan tidak sakit hati sekalipun diejek oleh Skolong.

Skolong Reba Todo berjalan menuju ke kampungnya. Sekitar lima belas meter di belakangnya menyusul pula si Cue hendak menuju ke kampung Skolong.

Di tengah perjalanan, kadang kala si Cue bergulir mendahului si Skolong, tetapi Skolong tidak mengetahuinya. Skolong mengira bahwa si Cue masih berada di belakangnya, tahu-tahu si Cue berada di depannya. 


Pembahasan kali ini yaitu wacana pengertian dongeng Pengertian dan Contoh Dongeng Pendek (Singkat) serta Relevansinya dengan Situasi Sekarang
Gambar: Skolong dan Cue

Jika si Cue sedang berada di depan, seperti Skolong melihat rombongan insan yang berjalan dari arah berlawanan. Sebenarnya, rombongan itu yaitu rombongan si Cue, tetapi skolong tidak mengenalnya. Ketika Skolong berpapasan dengan rombongan itu, beberapa orang bertegur sapa dengan Skolong.

"Tuan-tuan, ada sebuah Cue yang mengikuti saya, kalau tuan-tuan melihatnya, bunuh saja atau lemparkan cue itu ke jurang yang gelap," pinta Skolong kepada rombongan tersebut.

Setiap ada perjumpaan ibarat itu, Skolong dilirik seorang gadis anggun yang ada dalam rombongan. Dalam sekejap mata gadis anggun itu berlalu bersama dengan rombongannya, dan ketika itu juga Skolong mendengar nyanyian seorang gadis. "Wahai Skolong, dalam perjalananmu yang jauh, kau lalui beberapa kampung, kau pandangi seorang gadis, betapa cintaku padamu, saya rindu belaianmu."

Mendengar bunyi nyanyian itu, Skolong membisu sejenak. Dipandanginya alam di sekitarnya, barangkali di sana ada seorang gadis yang sedang bernyanyi.

Akan tetapi, di sekitarnya tiada seorang insan pun. Yang ada hanyalah burung-burung berkicau. Skolong pun menoleh ke arah si Cue, siapa tahu si Cue juga sanggup menyanyi. Akan tetapi, si Cue tak kelihatan.

Keluarga Skolong sibuk menyiapkan segala sesuatu. Mereka mengira bahwa Skolong akan tiba bersama istrinya. Begitu perjaka itu masuk kampung, keluarganya tidak melihat seorang gadis berjalan dengan Skolong, yang dilihat hanyalah sebuah cue yang bergulir mengikuti Skolong.

"Saya tidak perlu disambut dengan meriah bunyi gong dan gendang," kata si Cue.

"Hai, Cue itu sanggup bicara," kata orang kampung dengan penuh keheranan. Si Cue tidak perduli dengan kata-kata orang. Ia masuk ke rumah Skolong dan segera membantu orang renta Skolong untuk menanak masakan dan menimba air di pancuran.

"Oe. Inang," panggil si Cue kepada bibinya, "Aku pergi timba air." Bibinya sangat heran. Si Cue menggeret-geret wadah air yang kosong. Sampai di pancuran, ia menanggalkan kulitnya. Orang tidak melihatnya. Begitulah kerjanya setiap hari.

Dalam Minggu itu pada pesta wagal, yaitu salah satu pesta tabiat dalam tata cara perkawinan orang Manggarai. Dalam pesta itu akan diadakan pertandingan caci. Dalam pertandingan yang dimainkan kaum lelaki itu biasanya ada iringan pukulan gong dan gendang oleh kaum wanita, gadis-gadis biasanya membawakan tarian khas Manggarai.

Si Cue mengetahui pesta wagal yang disertai caci. Oleh sebab itu, si Cue menyiapkan rombongannya. Ia berpura-pura pergi menimba air di pancuran. Di sana ia menanggalkan dan menyembunyikan kulitnya di bawah kerikil lempeng.

Setelah itu, tiba-tiba muncullah serombongan manusia: renta muda, laki perempuan, perjaka dan gadis-gadis. Rombongan si Cue itu berarak-arak menuju ke halaman kampung, yaitu kawasan berlangsungnya permainan caci.

"Rombongan dari mana ini?" tanya Skolong kepada orang-orang yang sekampung dengannya.

"Mungkin dari kampung Rejeng," jawab seorang kampung. Rombongan yang dipimpin Cue sungguh menarik perhatian sebab penuh dengan gadis anggun dan perjaka tampan.

Malam harinya Skolong bermimpi. Dalam mimpi ia disuruh untuk mengikuti si Cue ke pancuran. Ketika si Cue pagi-pagi buta hendak berangkat ke air pancuran, Skolong mengikutinya dan bersembunyi di sekitar pancuran. Dari persembunyian itu Skolong melihat si Cue menyembunyikan kulitnya di bawah kerikil lempeng. Setelah itu, muncullah serombongan manusia.

"Oo… ini rombongan si Cue," kata Skolong dalam hati. Begitu si Cue dan rombongannya berjalan menuju ke halaman kampung untuk mengikuti caci hari kedua, secara belakang layar Skolong mengambil kulitnya.

Pesta caci hari kedua pun segera dimulai. Si Cue yang telah berkembang menjadi gadis anggun itu sedang menari dengan lenggak-lenggoknya di halaman. Semua mata memandangi kecantikannya.

Pada ketika si Cue sedang asyik menari, Skolong meletakkan kulit si Cue di atas asap api, si Cue yang sedang menari tiba-tiba pingsan. Orang-orang terkejut dan Skolong pun segera menolongnya. Kulit Cue yang kena asap api itu segera dicelupkan ke dalam air kemudian dibalutkan ke kepala gadis anggun yang pingsan itu. Pelan-pelan gadis itu sadar. Setelah sadar, ia ditanya Skolong.

"Siapakah kau yang sebenarnya?" tanya Skolong. "Saya…anak bibimu," jawabnya pelan dan pasti.

Sekarang Skolong semakin mengerti, bahwa sebuah cue yang dilahirkan bibinya tempo hari ternyata seorang gadis cantik. Skolong agak merasa aib dan rikuh bila ingat betapa dulu ia mengejek si Cue dan memperlakukan gadis itu dengan perilaku dan kata-kata kasar.

Namun si Cue tidak mendendam, intinya ia memang mengasihi perjaka itu, maka ia tidak merasa terhina dan aib ketika diejek Skolong. Mereka segera dinikahkan dan hasilnya hidup senang sampai hari tua.

Sumber. MB Rahmyah
Cerita Rakyat Indonesia
Penerbit: Tertib Terang Surabaya.

Dari referensi dongeng dongeng tersebut kita sanggup mengambil manfaatnya. Tidak seharusnya kau menilai seseorang dari ujud luarnya atau lahirnya saja. Akan tetapi, nilailah juga perilaku dan akal pekertinya.

Seperti halnya si Cue, walaupun bentuknya absurd ibarat ubi, ternyata, ia seorang yang baik hati. Ketabahan dan keuletannya hasilnya membuahkan hasil yang membahagiakan. Masih banyak lagi dongeng dongeng yang sanggup kau ambil manfaatnya.

Baca juga: Mendongeng dengan Alat Peraga
Sumber https://www.berpendidikan.com

Post a Comment for "Pengertian Dan Pola Kisah Pendek (Singkat) Serta Relevansinya Dengan Situasi Sekarang"