Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor-Faktor Yang Memilih Kekuatan Oksidator Dan Reduktor Dari Suatu Unsur Atau Senyawa Kimia


Beberapa hari yang lalu, aku membaca sebuah email yang dikirimkan kepada aku yang kurang lebih isinya menanyakan mengenai kekuatan oksidator dari suatu unsur atau senyawa kimia, lantas teman yang mengirim email tadi bertanya mengenai senyawa-senyawa mana saja yang mempunyai tingkat oksidator yang tinggi. Nah, alasannya yaitu email ini berisi pertanyaan yang jawabanya membutuhkan klarifikasi yang panjang, maka tak ada salahnya mas dennis menjawabnya melalui postingan ini biar sobat-sobat yang lain sanggup ikut paham. Oke, pada panduan kali ini mas dennis akan membahas mengenai apa-apa saja yang menjadi faktor yang memilih kekuatan oksidator atau reduktor dari suatu unsur atau senyawa kimia. Baik mari kita mulai pelajari dan analisa faktor-faktor tersebut !

Pertama, mari kita bahas faktor-faktor yang memilih kekuatan oksidator dan reduktor dari unsur logam. Unsur logam yang bersifat oksidator merupakan logam yang sanggup mengoksidasi logam lainya sementara dirinya mengalami reduksi, sedangkan unsur logam yang bersifat reduktor merupakan unsur logam yang sanggup mereduksi logam lain sementara dirinya mengalami oksidasi. Nah, dari klarifikasi tersebut kita sanggup menganalisis bahwa logam-logam yang bersifat oksidator merupakan logam-logam yang bersifat inert atau sulit dioksidasi ! Mengapa demikian ? Coba deh diperhatikan lagi secara detail mengenai klarifikasi mas dennis sebelumnya ! Logam yang bersifat oksidator cenderung lebih suka mengalami reduksi daripada mengalami oksidasi dan ini artinya logam tersebut lebih suka berada pada wujud logam ( yang mempunyai biloks = 0 ) dibandingkan berada pada wujud sebagai garam ( yang mempunyai biloks lebih dari 0 ). Lalu bagaimana unsur logam yang bersifat oksidator mengoksidasi logam lain ? Coba perhatikan reaksi dibawah ini !

Cr 3+ ( aq ) + Zn ( s ) → Zn2+ ( aq )  +  Cr ( s )

Fe3+ ( aq )  +  Cr ( s ) → Cr3+ ( aq )  +  Fe ( s )

Cd2+ ( aq ) + Fe ( s ) →  Fe3+ ( aq )  +  Cd ( s )

Apa yang sanggup kau simpulkan dari ketiga reaksi diatas ? Ya logam-logam yang bersifat oksidator sanggup mengoksidasi unsur logam lainya melalui proses pelarutan logam ke dalam larutan garam logam yang bersifat oksidator. Bisakah kau memilih unsur logam mana yang mempunyai kekuatan oksidator terkuat ? Jawaban yang paling sempurna ialah logam kadmium ( Cd ), logam ini merupakan logam yang mempunyai kekuatan oksidator terkuat, sedangkan logam yang bersifat reduktor terkuat ialah logam Kromium ( Cr ).  Intinya disini yang perlu teman garis bawahi ialah bahwa faktor utama yang memilih kekuatan oksidator atau reduktor suatu unsur logam ialah mulia tidaknya logam tersebut ! Ingat !!. Semakin mulia suatu unsur logam maka semakin berpengaruh sifat oksidatornya begitu juga sebaliknya semakin tidak mulia suatu logam maka semakin berpengaruh sifat reduktornya !. Lalu hal apa saja yang sanggup dijadikan sebagai tolak ukur untuk memilih mulia tidaknya suatu logam ? Yang sanggup dijadikan pola ialah potensial sel logam tersebut ! semakin nyata potensial selnya maka semakin mulia logam tersebut, begitu juga sebaliknya semakin negatif potensial selnya maka semakin tidak mulia logam tersebut. Sebagai bonus, berikut ini mas dennis berikan contoh-contoh deret logam dari yang bersifat reduktor berpengaruh hingga oksidator berpengaruh !

Li, K, Ba , Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, (H), Sb, Bi, Cu, Hg, Ag, Pt, Au

Logam Li merupakan logam reduktor berpengaruh sedangkan logam Au merupakan logam oksidator berpengaruh ! Makara itulah beberapa faktor yang memilih kekuatan oksidator dari unsur logam.

Lalu apa saja faktor-faktor yang memilih kekuatan oksidator dan reduktor dari unsur non logam ? Hal utama yang menjadi faktor utamanya ialah keelektronegatifan dari unsur non logam tersebut ! Semakin elektronegatif suatu unsur non logam maka semakin berpengaruh sifat oksidatornya begitu juga sebaliknya, semakin elektropositif suatu unsur non logam maka semakin berpengaruh sifat reduktornya !

Berikut ini deret unsur non logam yang bersifat reduktor berpengaruh hingga oksidator berpengaruh !

Si, B, As, P, C, Se, S, I, Br, N, Cl, O, F

Unsur Si merupakan unsur yang bersifat reduktor berpengaruh sedangkan unsur F merupakan unsur yang bersifat oksidator kuat.

Terakhir, mari kita ulik faktor-faktor yang memilih kekuatan oksidator dan reduktor dari senyawa kimia !  Sebenarnya tidak ada faktor yang niscaya yang sanggup dijadikan sebagai pola untuk mengukur kekuatan oksidator atau reduktor dari senyawa kimia, tetapi sebagai pola sementara, kita sanggup melihatnya melalui anion-anion yang dimiliki oleh senyawa kimia tersebut. Bila suatu garam mempunyai anion menyerupai NO2-, NO3- , ClO, ClO2, ClO3, ClO4, BrO4, Cr2O72-, MnO4-,  OF- dan anion-anion lainya, maka sanggup diapstikan garam tersebut bersifat oksidator berpengaruh ! Sedangkan garam yang bersifat reduktor berpengaruh itu bersifat relatif tergantung pada senyawa-senyawa yang dijumpainya ( direaksikan ).

Makara itulah beberapa faktor yang sanggup kita jadikan sebagai pola untuk mengukur kekuatan oksidator atau reduktor suatu unsur atau senyawa kimia. Beberapa faktor tersebut sanggup selayaknya kita pahami dan kita analisis secara mendalam biar kita sanggup dengan gampang menebak unsur-unsur atau senyawa mana yang mempunyai kekuatan oksidator atau reduktor terkuat. Baiklah, sekian dulu postingan mas dennis kali ini ! hingga jumpa di postingan selanjutnya, terima kasih dan salam CHEMISTRY !


Sumber http://www.panduankimia.net

Post a Comment for "Faktor-Faktor Yang Memilih Kekuatan Oksidator Dan Reduktor Dari Suatu Unsur Atau Senyawa Kimia"