Sistem Ekskresi Invertebrata
Baiklah sobat dekat, kali ini kita akan mengulas perihal Sistem Ekskresi pada Invertebrata, beberapa binatang invertebrata yang akan kita bahas yaitu cacing pipih, cacing tanah, dan serangga.
Baca juga : Sistem Ekskresi Ikan
Sebelumnya, kita mengetahui bahwa sistem ekskresi pada binatang invertebrata tergolong tidak rumit jikalau dibandingkan dengan sistem ekskresi binatang tingkat tinggi. Tujuan sistem ekskresi pada binatang ini juga sama, yaitu untuk mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuhnya.
Baca juga : Sistem Pernapasan Hewan Arthropoda
Baca juga : Sistem Pernapasan Hewan Arthropoda
Sistem ekskresi cacing pipih
Pada cacing pipih (contoh : Planaria), proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui pembuluh yang bercabang-cabang dan memanjang pada bab sisi kiri dan kanan di sepanjang tubuhnya. Setiap cabang akan berakhir pada sel-sel yang dinamakan sel-sel api (solenoid) yang dilengkapi dengan bulu-bulu getar (silia). Saluran ini disebut dengan protonefridium (proton : sebelum, nephros : ginjal). Silia dalam setiap sel api ini bersifat dinamis (selalu bergerak). Akibat gerakan silia tersebut, air, cairan tubuh, dan zat sisa metabolisme lainnya akan terdorong masuk ke dalam jalan masuk ekskresi. Dari jalan masuk ekskresi, zat-zat tadi akan dikeluarkan dari badan melalui satu lubang yang dinamakan nefridiofor.
Sistem ekskresi cacing tanah
Cacing tanah termasuk ke dalam kelompok Annelida (cacing bersegmen). Pada setiap segmen terdapat sepasang ginjal atau nefridium (jamak = nefridia), kecuali pada tiga segmen pertama dan segmen terakhir. Setiap nefridium mempunyai corong yang terbuka dan mempunyai silia yang disebut nefrostom. Nefrostom terletak dalam rongga badan dan selalu meliputi cairan.
Cairan badan akan ditarik dan diambil oleh nefrostom, yang kemudian masuk ke dalam nefridia yang berupa pembuluh panjang dan berliku-liku. Saat cairan badan mengalir melalui nefridia terjadi absorpsi kembali zat-zat yang masih bermanfaa, menyerupai glukosa, air, dan ion-ion. Zat-zat tersebut kemudian diedarkan ke seluruh kapiler sistem sirkulasi. Sisa cairan tubuh, menyerupai air, nitrogen, dan garam-garam yang tidak diharapkan lagi oleh badan akan dikeluarkan melalui ujung nefrostom yang berupa lubang.
Sistem ekskresi serangga
Alat ekskresi pada serangga yakni tubula atau pembuluh Malpighi. Pembuluh malpighi yakni tabung kecil yang panjang. Pembuluh ini terletak di dalam homosol dan tergenang di dalam darah. Pangkal dari pembuluh Malpighi ini menempel pada ujung anterior dinding usus dan bab ujungnya menuju homosol yang mengandung hemolimfa. Hemolimfa yakni darah pada invertebrata dengan sistem peredaran darah terbuka.
Pembuluh Malpighi bab dalam tersusun oleh selapis sel epitel yang berperan dalam pemindahan urea, limbah nitrogen, garam-garam, dan air dari hemolimfa ke dalam rongga pembuluh. Bahan-bahan yang penting dan air masuk ke dalam pembuluh, kemudian diserap kembali secara osmosis di rektum untuk diedarkan ke seluruh badan hemolimfa. Sedangkan materi yang mengandung nitrogen akan diendapkan sebagai kristal asam urat yang akan dikeluarkan bersama feses melalui anus.
Baca juga : Transport Zat Melalui Membran Sel
Baca juga : Transport Zat Melalui Membran Sel
Referensi :
- Aryulina, Diah. Biologi 2. Jakarta : ESIS Erlangga, 2009.
INI postingan kali ini terkena Sistem Ekskresi Invertebrata, biar bermanfaa bagi kawan-kawan tiruananya. Arigatou gozaimasu J
Sumber https://www.softilmu.com
Post a Comment for "Sistem Ekskresi Invertebrata"