Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Sejarah, Dan Teknik Kloning

Selamat hadir di Atap Ilmu blog sederhana yang membuatkan ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan membuatkan ilmu tentang KLONING, beberapa topik pembahasan utamanya yaitu Pengertian Kloning, Sejarah Perkembangan Kloning, Jenis – Jenis Kloning, dan Teknik Kloning, . Semoga ilmunya sanggup bermanfaa ya J

A. PENGERTIAN KLONING
Kloning ialah suatu proses reproduksi yang bersifat aseksual untuk membuat replika yang tepat bagi suatu organisme. Teknik kloning akan menghasilkan suatu spesies gres yang secara genetik persis sama dengan induknya yang biasanya dikerjakan di dalam laboratorium. Spesies gres yang dihasilkan tersebut disebut klon. Klon tersebut diciptakan oleh suatu proses yang disebut transfer inti sel somatik.

Transfer inti sel somatik ini ialah suatu proses yang mengacu pada transfer inti dari sel somatik ke sel telur. Sel somatik tersebut yaitu tiruana sel di badan kecuali kuman. Adapun mekanismenya, inti sel somatik akan dihapus dan dimasukkkan ke dalam telur yang tidak dibuahi yang mempunyai inti yang sudah dihapus. Telur dengan pada dasarnya tersebut akan tetap dijaga sampai menjadi embrio. Embrio ini kemudian akan ditempatkan di dalam ibu pengganti dan berkembang di dalam ibu pengganti.
Namun dalam perkembangannya metode transfer inti sel somatik mempunyai dua metode kloning, yaitu metode Roslin dan metode Honolulu.  Kedua metode tersebut spesialuntuk tidak sama dalam proses pengkloningannya saja, sedangkan spesies yang dihasilkan tetap indentik genetiknya dengan sel induk.
PENGERTIAN, SEJARAH, TEKNIK, dan JENIS KLONING

B. SEJARAH PERKEMBANGAN KLONING
Istilah kloning pertama kali diperkenalkan oleh Gurdon dengan melaksanakan percobaan pada berudu pada tahun 1960. Dalam percobaannya tersebut, Gurdon berhasil melahirkan berudu gres yang identik dengan sel induk namun berudu tersebut tidak sanggup berubah menjadi menjadi individu cukup umur yang alhasil mati terurai oleh air.

Percobaan kedua dilakukan pada tahun 1980 oleh sekelompok tim ilmuwan di Granada  yang mengadaptasi metode kloning dengan transfer nukleus pada ternak sapi untuk memperbanyak produksi daging sapi. Salah satu ilmuwan Granada yang menyumbangkan gagasan dan hasil aktual dari metode kloning pada tahun yang sama yaitu Steen Willadsen. Willadsen mengembangkan metode kloning yang dilakukan Gurdon. Willdsen mencoba melaksanakan kloning pada domba dengan memakai embrio domba dan kemudian menanamnya ke dalam sel telur domba sasaran dengan memmembuang nukleusnya. Dari hasil kloningnya, Willdsen berhasil menemukan lima embrio domba yang kemudian metode kloing tersebut juga diterapkannya pada klonning sapi bekerja sama dengan perusahaan ternak di Texas yang diwakili oleh Dr. Charles, Dr. Frank Barnes, dan Dr. Ian Wilmuth. Hasil yang didapatkan dari percobaan tersebut tidak berlangsung sesuai harapan. Spesies sapi yang gres dihasilkan cenderung abnormal, ada yang bobotnya mencapai 180 pound yang ialah dua kali berat normal bahkan seiring pertumbuhannya banyak sapi yang terkena penyakit diabetes dan penyakit gangguan fungsi organ lainnya.

Tahun 1997, dengan mengadopsi metode kloning yang pernah ia lakukan bersama timnya, sehabis melaksanakan 277 kali percobaan Dr. Ian Willmuth berhasil menerangkan bergotong-royong metode kloning sanggup dilakukan pada mamalia cukup umur yaitu domba yang kita kenal sebagai domba Dolly. Domba Dolly direproduksi tanpa menolongan domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah kelenjar susu yang diambil dari seujung domba betina. Dr. Willmuth memeanfaatkan kelenjar susu dari domba finndorset sebagai donor inti sel dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Penggabungan kedua sel tersebut memanfaatkan tegangan listrik 25 Volt yang pada alhasil terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa nukleus dengan sel kelenjar susu domba finndorsat. Di dalam tabung percobaan hasil fusi ini akan berkembang menjadi embrio yang selanjutnya akan dipindahkan ke rahim domba blackface. Sehingga spesies gres yang dilahirkan ialah spesis dengan ciri yang identik dengan domba finndorset. Teknik kloning domba inilah yang sampai kini banyak menjadi acuan para ilmuwan dalam melaksanakan pengembangan metode kloning.

C. JENIS JENIS KLONING
Teknik kloning ialah suatu proses yang terus menjadi topik perbincangan meski hasil yang didapat belum ada yang sempurna. Seiring perkembangannya, sudah banyak macam metode kloning yang diperkenalkan para ilmuwan, diantara sebagai diberikut:

1. Kloning DNA Rekombinan
Kloning DNA rekombinan prinsipnya yaitu memindahkan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik. Misalnya, penyisihan DNA plasmid basil untuk mengklon satu gen.
Artikel Penunjang : Pengertian,Struktur, Fungsi dan Replikasi DNA
2. Kloning Reproduktif
Prinsip kloning reproduktif yaitu menghasilkan binatang yang identik dengan sel donor. Misalnya, kloning pada domba Dolly melalui proses SCNT (Somatic Cell Nuklear Transfer).

3. Kloning Terapeutik
Kloning terapeutik ialah metode kloning yang tujuannya tidak sama dengan dua jenis kloning sebelumnya. Teknik ini dilakukan bukan untuk menghasilkan spesies baru, tetapi untuk memproduksi embrio insan yang nantinya akan dijadikan materi penelitian dalam menilai perkembangan insan serta penyembuhan penyakit.
Artikel Penunjang : Manfaat dan Dampak Kloning
D. TEKNIK KLONING
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, metode kloning menganut metode yang sama yaitu transfer inti sel somatik. Hanya saja, dalam pengaplikasian metode tersebut terdapat dua metode yang tidak sama. Berikut ini klarifikasi dua metode yang dimaksudkan tersebut.

1. Teknik Roslin
Teknik Roslin ialah metode pengkloningan yang dikembangkan di Roslin Institute. Percobaan yang dilakukan yaitu membuat boneka dengan mengadaptasi pada metode kloning. Tahapan yang mereka lakukan yakni diawali dengan sel-sel somatik yang dibiarkan untuk terus tumbuh dan membelah sehingga kemuadia kehilangan nutrisi untuk menginduksi sel-sel ke tahap ditangguhkan atau tidak aktif. Kemudian, sel somatik ini didekatkan dengan sel telur yang pada dasarnya sudah dilepaskan yang kemudian memanfaatkan pulsa listrik. Proses tersebut memungkinkan akan berkembang menjadi embrio yang kemudian ditanamkan ke pengganti.

2. Teknik Honolulu
Teknik Honolulu dikembangkan di University of Hawaii oleh Dr. Teruhiko Wakayana. Prinsip Dr. Wakayana yakni menghapus inti dari sel somatik yang kemudian dimasukkan ke dalam telur yang pada dasarnya sudah dihapus. Telur kemudian ditetesi larutan kimia tertentu yang biasanya akan tumbuh menjadi embrio. Embrio yang terbentuk ditanamkan ke pengganti dan dibiarkan berkembang. Harapan pengembangan metode ini ialah sanggup dipakai dalam mereview dan mengobati penyakit insan dan mengubah genetik binatang untuk produksi organ transpalntasi manusia.
Jadi, pada prinsipnya suatu proses transfer nukleus dalam metode kloning sebaiknya dilakukan pada fase membisu sel sehingga tidak merusak siklus nukleus dan sub protein yang mengelilinginya.


Nah itulah postingan Atap Ilmu kali ini tentang KLONING, semoga ilmunya sanggup bermanfaa ya. Apabila masih ada yang ingin ditanyakan silahkan pertanyaannya diisikan di kotak komentar di bawah ini. Kami akan berusaha merespon dengan cepat dan tepat. Terimakasih sudah berkunjung di Atap Ilmu. Jangan lupa like, follow, dan komentarnya ya J

Sumber https://www.softilmu.com

Post a Comment for "Pengertian, Sejarah, Dan Teknik Kloning"