Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat
Perjuangan untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan politik dan ekonomi pada masa awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan masa sekarang sesungguhnya mempunyai bobot yang sama.
Kedua tahap usaha itu mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Dahulu, kita harus berjuang meyakinkan rakyat bahwa negara gres saja terbentuk dan manajemen pemerintahan maupun pembangunan belum sepenuhnya bisa berjalan dengan lancar.
Kita menjadi maklum saat rakyat dari banyak sekali pelosok negeri menyatakan ketidakpuasannya terhadap pemerintah dengan bermacam-macam bentuk gerakan dan pemberontakan.
Meskipun harus menghadapi rakyatnya sendiri, terbukti Tentara Nasional Indonesia bisa menuntaskan duduk kasus dengan baik dan mereka pun kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Pertanyaan kemudian muncul saat sekarang Tentara Nasional Indonesia harus menghadapi rakyat sebagaimana dahulu mereka menghadapi pemberontak. Benar samakah permasalahan yang dihadapi pemerintah dan TNI?
Permasalahan yang sekarang kita hadapi berasal dari dalam dan luar negeri. Harus kita akui bahwa kita tidak bisa mengatur pembangunan secara baik dan transparan sehingga kita terlilit utang triliunan rupiah dan terlibat korupsi yang sangat kronis.
Dua permasalahan itu tentu memicu munculnya permasalahan yang lain. Sementara itu, dari luar kita tidak bisa menyampaikan ”Tidak” untuk masuknya korporasi asing.
Kedaulatan politik dan ekonomi kita serasa tidak berdaya menghadang masuknya kepentingan absurd itu. Dampaknya bisa kita lihat, sumber daya alam terkuras secara besar-besaran, alam menjadi porakporanda, dan perekonomian rakyat kita harus menghadapi raksasa-raksasa dunia di negeri kita sendiri.
Kemiskinan dan penderitaan pun harus dihadapi rakyat. Inilah esensi usaha mempertahankan kemerdekaan pada masa kini. Dengan berguru sejarah cara kita dahulu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa, kita berharap bisa memperoleh pelajaran berharga.
Eksistensi kita bisa terancam apabila kita salah dalam membaca tantangan dan tidak cermat membaca peluang.
Salah satu isi negosiasi KMB menyebutkan bahwa kedudukan Irian Barat akan ditentukan selambat-lambatnya satu tahun sehabis penyerahan kedaulatan. Akan tetapi, apa yang terjadi?
Belanda tidak segera menuntaskan kasus Irian Barat, bahkan berusaha mengulur-ulur waktu. Indonesia segera mengambil langkah tegas dengan membatalkan salah satu isi KMB.
Bagaimana perilaku dan upaya lain dari pemerintah Indonesia menghadapi perilaku Belanda yang menyerupai itu?
Menurut KMB (Konfrensi Meja Bundar), kasus Irian Barat akan dibicarakan paling lambat setahun sehabis ratifikasi kedaulatan. Faktanya, Belanda tetap bercokol di Irian Barat sehabis setahun berlalu.
Belanda ingin tetap menguasai Irian Barat dan tidak bersedia menyerahkannya kepada bangsa Indonesia.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Kedua tahap usaha itu mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Dahulu, kita harus berjuang meyakinkan rakyat bahwa negara gres saja terbentuk dan manajemen pemerintahan maupun pembangunan belum sepenuhnya bisa berjalan dengan lancar.
Kita menjadi maklum saat rakyat dari banyak sekali pelosok negeri menyatakan ketidakpuasannya terhadap pemerintah dengan bermacam-macam bentuk gerakan dan pemberontakan.
Meskipun harus menghadapi rakyatnya sendiri, terbukti Tentara Nasional Indonesia bisa menuntaskan duduk kasus dengan baik dan mereka pun kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Pertanyaan kemudian muncul saat sekarang Tentara Nasional Indonesia harus menghadapi rakyat sebagaimana dahulu mereka menghadapi pemberontak. Benar samakah permasalahan yang dihadapi pemerintah dan TNI?
Permasalahan yang sekarang kita hadapi berasal dari dalam dan luar negeri. Harus kita akui bahwa kita tidak bisa mengatur pembangunan secara baik dan transparan sehingga kita terlilit utang triliunan rupiah dan terlibat korupsi yang sangat kronis.
Dua permasalahan itu tentu memicu munculnya permasalahan yang lain. Sementara itu, dari luar kita tidak bisa menyampaikan ”Tidak” untuk masuknya korporasi asing.
Pembebasan Irian Barat |
Kemiskinan dan penderitaan pun harus dihadapi rakyat. Inilah esensi usaha mempertahankan kemerdekaan pada masa kini. Dengan berguru sejarah cara kita dahulu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa, kita berharap bisa memperoleh pelajaran berharga.
Eksistensi kita bisa terancam apabila kita salah dalam membaca tantangan dan tidak cermat membaca peluang.
Salah satu isi negosiasi KMB menyebutkan bahwa kedudukan Irian Barat akan ditentukan selambat-lambatnya satu tahun sehabis penyerahan kedaulatan. Akan tetapi, apa yang terjadi?
Belanda tidak segera menuntaskan kasus Irian Barat, bahkan berusaha mengulur-ulur waktu. Indonesia segera mengambil langkah tegas dengan membatalkan salah satu isi KMB.
Bagaimana perilaku dan upaya lain dari pemerintah Indonesia menghadapi perilaku Belanda yang menyerupai itu?
Perjuangan Merebut Irian Barat
Sebagai bangsa yang cinta damai, Indonesia berupaya menuntaskan kasus Irian Barat secara baik-baik. Berbagai upaya diplomasi ditempuh oleh bangsa Indonesia untuk menghindari peperangan. Namun, saat upaya diplomasi menemui jalan buntu, bangsa Indonesia siap melaksanakan konfrontasi.Latar Belakang Pembebasan Irian Barat
Mungkin sudah menjadi tabiat Belanda untuk selalu mengingkari kesepakatan. Hal itu juga dilakukan terhadap isi negosiasi KMB.Menurut KMB (Konfrensi Meja Bundar), kasus Irian Barat akan dibicarakan paling lambat setahun sehabis ratifikasi kedaulatan. Faktanya, Belanda tetap bercokol di Irian Barat sehabis setahun berlalu.
Belanda ingin tetap menguasai Irian Barat dan tidak bersedia menyerahkannya kepada bangsa Indonesia.
Post a Comment for "Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat"