Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dimetil Merkuri, Si Ganas Pembunuh Professor Kimia


Wah, Judulnya tampaknya fenomenal banget ya teman dan adik-adik hehehe... Ya, judul diatas memang diangkat dari suatu kejadian yang benar-benar terjadi. Pada tahun 1997, seorang professor kimia berjulukan karen wetterhanh meninggal dunia akhir keracunan merkuri. Pada ketika itu ia menggunakan senyawa dimetil merkuri untuk kebutuhan risetnya. Sebelum mas dennis jelaskan lebih lanjut mengenai kronologi kejadian naas yang menimpa si professor, Alangkah baiknya kita bercerita dulu sedikit wacana senyawa merkuri.

Merkuti ( Hg ) menyerupai yang kita kenal merupakan salah satu unsur logam yang berwujud cair dalam suhu kamar. Merkuri juga mempunyai massa jenis yang cukup besar diantara logam-logam lainya. Dalam larutan, biasanya merkuri membentuk ion dengan bilangan oksidasi diantaranya +2 atau +1. Jika ditinjau dari segi toksitisitas, kita sanggup menggolongkan merkuri ke dalam 3 bagian. Pertama yaitu unsur merkuri ( Hg(0) ), Kedua senyawa merkuri anorganik ( Hg ( I/II ) ) , dan Ketiga yaitu senyawa merkuri organik atau organomerkuri. Pertama, mari kita bahas dulu tingkat toksitisitas dari unsur merkuri.

Pernahkah adik-adik melihat cairan berwarna putih keperakan pada suatu termometer atau tensimeter ? Nah, cairan yang kau lihat itu merupakan unsur merkuri. Unsur merkuri yang berwarna putih keperakan itu bergotong-royong mempunyai tingkat toksitisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa merkuri organik dan anorganik. Hal ini disebabkan lantaran unsur merkuri itu sendiri bersifat tidak reaktif dan sulit untuk diabsorpsi oleh tubuh manusia, sehingga peluang kita untuk terekspos oleh merkuri menjadi lebih kecil. Tetapi jangan merasa kondusif dulu ya dari unsur merkuri, Karena kita masih sanggup diracuni oleh merkuri dengan jalan pernapasan. Perlu kau ketahui bahwa unsur merkuri akan selalu menguap dalam suhu kamar. Dan yang horor yaitu kita tidak sanggup melihat uapnya dengan mata telanjang, sehingga kita akan berpikiran bahwa unsur ini tidak menguap, nyatanya unsur ini selalu menguap.

Nah, jadi uap dari merkuri tersebut sanggup masuk melalui hidung kemudian mengendap di paru-paru kita. Dalam jangka panjang, hal ini akan menimbulkan kerusakan pada paru-paru, dan tidak menutup kemungkinan kita akan mengalami penyakit kanker paru-paru. Oleh lantaran itu, kita dihentikan menganggap remeh unsur merkuri, lantaran bagaimanapun juga uap dari merkuri tersebut sanggup masuk ke dalam tubuh kita. Oh ya, teman dan adik-adik niscaya ingin tau kan bagaiamana bentuk uap dari merkuri ? Nah, ini dia gambarnya ! uap dari merkuri hanya sanggup dilihat melalui sinar UV. Untuk gambar lengkapnya, kau sanggup melihat videonya di youtube dengan chanel Periodic Video.


Ok, kini kita lanjut ke senyawa merkuri anorganik. Senyawa merkuri anorganik mempunyai tingkat toksitisitas yang lebih besar dari unsur merkuri. Senyawa merkuri anorganik merupakan unsur merkuri yang berikatan dan membentuk garam dengan unsur lain di tabel periodik contohnya HgCl2, Hg( NO3 )2, Hg(SCN)2 dll. Lalu pertanyaanya , mengapa senyawa merkuri anorganik lebih berbahaya dari unsur merkuri ? Hal ini terjadi lantaran unsur merkuri terbentuk dalam bentuk ion-ion menyerupai ion Hg2+ atau ion Hg+ yang mana ion-ion ini sanggup terabsorpsi melalui kulit kita jikalau kita bersentuhan pribadi dengan larutan yang mengandung ion merkuri tersebut, Serta proses metabolisme ion-ion ini akan lebih cepat di proses oleh tubuh kita sehingga resiko keracunan akhir merkuri ini menjadi lebih besar. Oleh lantaran itu sebaiknya kita harus menggunakan sarung tangan khusus ketika kita menangani senyawa merkuri anorganik, untuk menghindari kontak pribadi dengan kulit kita sehingga resiko keracunan akhir merkuri sanggup diatasi.

Terakhir, senyawa organik merkuri atau organomerkuri menyerupai senyawa dimetil merkuri. Inilah senyawa yang pantas saya juluki "Most Toxic Mercury Compound" atau senyawa merkuri yang paling beracun. Ia, dialah dimetil merkuri yang mempunyai rumus kimia (CH3)2Hg. Dimetil merkuri merupakan senyawa organik dari merkuri yang berwujud cair, berbau menyerupai benzena dan bersifat volatil atau gampang menguap. Senyawa inilah yang dipakai oleh professor karen wetterhanh, kala itu dia sedang mempelajari interaksi DNA terhadap ion merkuri, dan dia tetapkan untuk menggunakan dimetil merkuri sebagai reagenya. Lalu dia meminta asistenya untuk menggunting ampoule yang berisi cairan dimetil merkuri tersebut. Saat menangani dimetil merkuri, dia sudah menggunakan perlengkapan safety yang lengkap menyerupai sarung tangan, masker, jas lab kemudian ditambah lagi dia melaksanakan eksperimenya dengan menggunakan fumehood untuk menghindari uap dari senyawa dimetil merkuri. Tetapi mengapa dia sanggup keracunan dimetil merkuri padahal dia sudah menggunakan peralatan safety yang lengkap? Nah, hal inilah yang sanggup dijadikan pelajaran bagi seluruh kimiawan di dunia, Bahwa ternyata larutan dimetil merkuri sanggup menembus sarung tangan latex yang kita gunakan. Saat itu professor karen wetterhanh meneteskan 1-2 tetes atau sekitar 1 ml larutan dimetil merkuri ke dalam sarung tangan latexnya. Tanpa ia sadari ternyata larutan ini sanggup dengan cepat menembus sarung tanganya dan terabsorpsi pribadi ke dalam kulitnya.

                                                 Professor Karen Wetterhanh

Usai kejadian tersebut, dia belum mengalami tanda-tanda keracunan yang serius padahal 17 hari seusai kejadian, kadar merkuri di dalam darahnya naik 10 x lipat dari sebelumnya. Barulah sekitar 3 bulan seusai insiden, dia mulai mengalami tanda-tanda keracunan yang serius menyerupai kehilangan keseimbangan dan juga dia mengalami penurunan berat tubuh yang sangat signifikan. 5 bulan usai insiden, professor karen wetterhanh dibawa ke rumah sakit lantaran tanda-tanda keracunan yang timbul semakin parah. Dokter yang merawatnya menyampaikan bahwa kadar merkuri di dalam darahnya berjumlah 4000 mikrogram/L yang mana kadar ini 80 x banyak di atas ambang batas. Setelah dilakukan terapi chelasi, kondisinya malah makin parah, bahkan tanda-tanda keracunan ini menimbulkan hilangnya kesadaran dia sampai beberapa minggu. Dan sempurna pada tanggal 8 juni 1997, jadinya dia meninggal dunia akhir si "ganas" yang menakutkan itu.

Jika diteliti, memang dampak keracunan dari dimetil merkuri gres dirasakan sehabis beberapa bulan. Bisa dibilang si dimetil merkuri ini merupakan "Slow Silent Killer", berbeda dengan saudara kandungnya Sianida yang merupakan "Rapid Killer" yang sanggup membunuh kita dalam waktu kurang dari 10 menit. Tetapi bagaimana pun juga, tewasnya professor kimia ini telah menciptakan kita sadar bahwa senyawa dimetil merkuri merupakan "Nasty Compound" atau senyawa yang amat sangat beracun. Bahkan korbanya bukan hanya professor karen wetterhanh saja, tetapi ada juga 2 ajun laboratorium di inggris yang juga mengalami janjkematian yang serupa usai mensintesis senyawa ganas tersebut.

Kaprikornus sekali lagi senyawa dimetil merkuri merupakan nasty compound dan kita sebaiknya jangan pernah menangani senyawa tersebut jikalau kita tidak berpengalaman dan tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai senyawa ini. tetapi meskipun begitu banyak hikmah yang sanggup kita petik dari banyak sekali kejadian keracunan yang diakibatkan oleh senyawa dimetil merkuri ini. Intinya, tetaplah waspada dan kita harus selalu berhati-hati ketika menangani unsur atau senyawa kimia. Dan yang paling penting, kita dihentikan menganggap remeh unsur atau senyawa kimia. Kejadian yang menimpa professor karen wetterhanh sanggup saja terjadi akhir keteledoran dia yang mencoba meneteskan cairan ganas itu ke sarung tangan latex yang ia gunakan, sehingga menimbulkan kerugian pada dirinya sendiri.

Oleh lantaran itu selalulah berhati-hati, waspada dan jangan pernah menganggap remeh sesuatu. Terima kasih dan Salam CHEMISTRY !!


Sumber http://www.panduankimia.net

Post a Comment for "Dimetil Merkuri, Si Ganas Pembunuh Professor Kimia"